webnovel

Roman Picisan

Hanya cerita cinta sederhana tentang pengejaran Arlez terhadap sang pujaan, Aluna, si cantik yang menggetarkan hatinya.

Khadiz_Khadizjah · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
4 Chs

Arlez, itu dia?

"Kamu belum pernah nonton pertandingan basket sekolah kita kan sebelumnya?"

Aluna menggeleng pelan. Dia memang tidak, bahkan sekalipun. Seperti yang di sebutkan sebelumnya, Aluna itu antisosial. Sejak kecil, dia tidak terlalu suka keramaian. Aluna terbiasa menghabiskan waktu dalam kedamaian, sendirian tanpa hiruk pikuk yang mengganggu di sekitarnya.

"Aku belum." ujarnya, netra di balik kacamata mengedar kesekitar lapangan, jatuh pada sekelompok pemuda dengan seragam basket yang melakukan pemanasan di tengah lapangan, lalu matanya terkunci pada satu sosok dengan seragam bernomor punggung 10.

"Makanya kamu enggak tau, meski ini cuma sekedar latihan biasa, suasananya emang selalu seramai ini kalo tim basket inti yang tanding." jelas Orla dengan antusias, Aluna yang sempat terpaku kembali mengalihkan perhatian pada Orla di sisinya, senyum gadis itu mengembang cerah, dengan mata berbinar indah.

"Tim basket inti?" tanya Aluna sambil lalu.

"Iya, itu tim basket yang terkumpul antara anak-anak cowok paling populer. Anggotanya ada Keanu, Alex, Satya, dan juga Arlez."

Kali ini, Aluna benar-benar mengalihkan atensi pada Orla yang berdiri di sisinya setelah mendengar nama Arlez meluncur dari bibir gadis itu.

"Arlez?"

"Iya, Arlez. Itu lho yang nomor punggung 9 ?" tunjuk Orla kearah lapangan.

Aluna kembali menoleh ke lapangan, mengikuti arah yang di tunjuk Orla, pandangannya jatuh pada satu sosok dengan nomor punggung 9 di tengah lapangan. Sosok tinggi,

Jadi, apa itu yang namanya Arlez?

Aluna bertanya dalam hati, masih sambil memperhatikan sosok cowok itu. Posisi Arlez yang tengah membelakangi arah tribun membuat Aluna sedikit penasaran seperti apa wajahnya. Karena itu, entah sadar atau tidak, pandangan Aluna masih jatuh pada punggung Arlez hingga beberapa tanpa berkedip sekalipun.

*****

Di sisi lain, Arlez yang saat ini sibuk mengarahkan stategi pada anggota timnya bisa merasakan seseorang menatapnya lekat. Awalnya dia hanya mengabaikan saja, berpikir itu hanya seorang gadis yang terlalu terobsesi hingga tak mampu mengalihkan perhatian darinya. Tapi lama kelamaan, Arlez cukup risih karena pandangan itu entah kenapa membuatnya merasa terbakar. Arlez mengeryit tidak mengerti karena itu. Jadi, setelah selesai memberikan pengarahan, dia berbalik dan mengedarkan pandangan pada tribun yang penuh dengan penonton, mencari sosok yang terus menatapnya sedari tadi. Suara sorak sorai bergema di tribun kala cowok ganteng itu melihat ke arah penonton yang kebanyakan adalah para gadis, terus menerus menggemakan namanya, membuat suasana sore itu menjadi semakin hidup.

Antara hiruk pikuk itu, Aluna yang sedari tadi tak sadar sudah menatap lekat pada Arlez tersadar oleh suasana hidup di sekitarnya. Dia berkedip bingung, lalu menarik pandangannya dalam sedetik, beralih menatap pada Orla yang juga turut bersorak ala fangirl memanggil nama Arlez.

"Kyaa ~ Arlez ~!!"

"Arlez ~ I love youuu~!!!"

Aluna membeku.

tbc .