webnovel

Tuhan Maha Baik

Setelah lelah bermain air Liona, Bagas dan Lion memilih berbaring di atas pasir, pandangan mata mereka tertuju pada langit yang biru.

"Indah," gumam Liona.

"Kayak kamu," sahut Lion.

"Indah, tapi tidak bisa di gapai," sahut Bagas.

Suasana tiba-tiba mengabu. Entah kenapa?

Ayah, Bunda dan Papi lantas bergabung mereka duduk berjejer. Papi berada di dekat Liona, sedangkan Ayah dekat Bagas dan Bunda di dekat Lion.

"Makan dulu yu," ajak Bunda.

"Ayo!" sahut Bagas antusias. Dia langsung bangkit, binar matanya juga cerah. Bagas seperti orang kelaparan.

"Lion," ujar Ayah.

"Ayo," sahut Lion lembut. Dia bergegas bangkit, tidak ingin membuat kedua orang tuanya khawatir.

Bunda dan Ayah juga sama. Mereka siap melangkah. Beda dengan Liona dan Papi.

"Lio," ucap Bunda hendak mengajak Liona bergabung.

"Duluan aja Bun. Lio masih mau di sini," jawab Liona enggan.

"Kalian duluan aja," sahut Papi setelah mendapat kode dari Ayah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com