webnovel

Chapter 8 : Galeseeker

"Hmm... bagaimana ini...?"

Kuhela nafasku sembari berkata demikian.

Mengungkapkan kegelisahan yang sedang kualami..

Seperti belitan tali yang rumit,itu begitu sulit untuk dijelaskan oleh diriku sendiri..

Entah perasaan abstrak macam apa ini...

Hingga membuatku bingung akan apa yang harus kulakukan...

Karena itu pertama kalinya aku melihat Bibi kehilangan arah dan tak mampu berbuat apa-apa.

Dalam otakku terus terulang kejadian sama ketika Bibi dan anaknya saling beradu emosi.Pahit,meskipun aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Keluarga ya...."

Membuatku terlamun sampai tak sadar akan dimanakah aku berada.Lalu suara dekikan kuda berhasil memecah konsentrasiku.

Kudapati diriku terduduk di sebuah kursi umum di tengah keramaian,dan pemandangan orang-orang yang sedang sibuk beraktivitas.

Mereka jumlahnya begitu banyak,tapi diantara mereka pasti ada masalah yang sedang mereka hadapi.

Secarik surat di genggamanku tampak berarti penting,namun entah mengapa pikiranku seolah bercampur aduk dalam situasi yang rumit.

Bahkan suasana hangat di udara layaknya tak mampu menyelimutiku.

Langit di atas masih terlihat tenang,berlukiskan awan putih di hamparan bidang yang biru.

Terkadang aku tak mengerti bagaimana caranya dunia ini bekerja.

Lalu bagaimana manusia menyembunyikan perasaannya itu dibalik puluhan ekspresi palsu.

Tapi tidak ada yang bisa menyadarinya hingga kata-kata pun terucap dan perasaan itu berhasil meluap.

Saat kupikirkan hal tersebut,tanda tanya yang muncul pada surat coklat bersih digenggamanku itu sangatlah kuat.

"Hmm...."

Kata-kata yang diucapkan Bibi masih terbayang dalam otakku.

Nadanya yang rintih,namun bercampur dengan perasaan khawatir.

Ia mengabaikan suara hati itu demi sesuatu yang lebih penting.

Permintaannya ialah mengantarkan sebuah surat kepada orang terdekatnya.Walaupun dirinya berkata bahwa ia berada di sebuah tempat bernama 'Galeseeker',tanpa adanya informasi tambahan yang ia sisipkan.

Lalu memberiku saran agar bergabung pada serikat petualang di kota ini,meski aku belum sepenuhnya hafal denah dari Ashlea.

Beberapa warga kutanyai sebelum bersantai seperti ini,mereka bilang tempat itu tidak terlalu jauh.Dan aku pasti langsung mengenalinya ketika melihat sebuah logo kompas besar di sana.

Jadi seharusnya itu cukup mencolok kurasa.

"Kompas besar ya..."

Aku termenung sejenak sebelum beranjak dari istirahatku,sambil memasukkan surat ke dalam saku celana.

Lalu melangkahkan kaki sesuai informasi yang kudapat dari beberapa orang.

Hingga tak lama kemudian kutemukan bangunan yang kumaksud,dan memang tergambar sebuah logo besar yang eksotik.Berbentuk menyerupai kompas dengan motif aliran angin.

Serta papan nama yang tergantung di atas pintu,bertuliskan kalimat 'Galeseeker' dengan jelas.

Diikuti beberapa orang berpakaian tempur yang keluar masuk seperti kawanan petualang akrab.

Apa mungkin tempat yang Bibi maksud Galeseeker adalah sebuah Serikat Petualang Ashlea? Kalau begitu semoga ini bisa berlangsung mudah.

Bukannya aku ingin sesuatu yang buruk terjadi,tetapi segala sesuatu yang mudah akan jauh lebih baik.Meski di dunia ini semuanya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Permisi..."

Ketika pintu terbuka,seluruh pandangan tertuju tepat kearahku dengan seketika.Memberiku sedikit tekanan dan perasaan gugup.

Seperti yang kuduga.

Tatapan yang seolah meneliti setiap gerak-gerikku itu mengisi atmosfir di udara.

Namun kesan pertama haruslah bagus,jadi kupaksakan diriku untuk tersenyum sopan.Kendati bertentangan dengan apa yang sebenarnya kurasakan.

Sebagian dari mereka ada yang tersenyum balik meresponku.Dan ada pula yang masih menatap tajam.

Apalagi dari arah pria berotot dengan segelas rum besar di tangannya.

"Hm?!"

Ia mendengus kesal sambil melirik kearahku.

"...Ahaha~..."

Tolong hentikan itu,siapapun pasti tertekan jika anda menatapnya begitu.

Aku berkata seraya mendekati meja resepsionis dengan aura membaur,tapi ketegangan ini sangat menyulitkanku.Bagaimana aku bisa tenang jika kalian melihatku seperti seekor mangsa.

Kemudian perempuan manis bertopikan baret menyuruhku mendekat ke mejanya.Ia melakukan itu seolah menunjukkan kehangatan dari suasana yang berat ini.

Setelah saling berhadapan dan hanya dibatasi oleh permukaan meja.Ia mulai memasang sikap formal dan ramah.

"Selamat datang di Serikat Petualang 'Galeseeker',ada yang bisa saya bantu?"

Ekspresinya memancarkan kenyamanan,dengan gesture yang persuasif.Membuatku rasa gugupku hilang ketika saling bertukar pandangan.

"H-Halo,aku memiliki sebuah surat yang harus diberikan kepada seseorang disini."

"Surat? Apa saya boleh memeriksanya?"

"Ya, silahkan."

Kuambil surat dari saku celana lalu memberikannya pada gadis itu.

Ia menerimanya dengan sopan dan melihatnya secara keseluruhan bungkus dari surat yang kubawa.

"Terimakasih."

Memegang surat itu mengunakan kedua tangannya,setiap sisi ia periksa begitu teliti seperti mencari sesuatu yang aneh.

Surat dari Bibi sebenarnya tampak biasa saja,namun stempel lilin yang dipakainya memiliki simbol rusa dengan ukiran huruf kecil.

"Simbol yang aneh....tapi kurasa ketua serikat bisa memahaminya."

Ia kemudian meletakkan surat itu dibawah lacinya lalu kembali melihatku dengan santun.

"Apa ada lagi yang anda perlukan?"

"Um,aku mau mendaftar sebagai petualang di serikat ini."

Nada yang keluar dari mulutku sangatlah tegas,bahkan tak terasa sedikitpun keraguan dalam pikirku saat mengatakannya.

Karena waktu yang kuhabiskan selama ini adalah untuk mewujudkan langkah pertamaku menuju keinginanku.

Dan rasa sakit yang kuingat akan selalu membuatku bertekad kuat demi hal itu.

"Kalau begitu,tolong isi formulir pendaftaran ini."

Gadis berambut cokelat pendek tersebut membeberkan sejepit kertas di atas meja sambil memberiku instruksi.

Tampak uraian pertanyaan menurun dari angka satu hingga seterusnya yang cukup menarik perhatianku.

Yang berikutnya memberiku sebatang pena bulu dengan tinta diujungnya agar bisa menuliskan jawaban.

"Nama....Arshen Kurolight..."

"Asal....Elaysien...."

"Umur....delapan belas tahun...."

Jemariku seolah merespon dengan sendirinya setiap kalimat yang terlontar di lembaran halus itu.Tidak cuma pertanyaan tentang data diri namun juga hal-hal yang menegaskan keseriusanku bergabung.

Tidak lupa juga peraturan yang mengikut dibawahnya.

"Hmm..."

Tanganku terhenti ketika menemui kalimat 'sihir' dan 'keahlian'.Mengingatkanku sejenak akan semua kemampuan yang telah aku kuasai sewaktu berlatih dengan Bibi.

"Sihir....Api...."

"Kemampuan....Motion Skill....Berpedang.."

Kutulis beberapa kemampuan yang sering aku gunakan dalam pertarungan,karena sebenarnya itu cukup merepotkan jika kutulis semuanya.

Lagipula aku cuma pemula,apa yang aku harapkan dengan menuliskan banyak kemampuanku.

Hahaha...

*Sret*Sret*

Tanda tangan sederhana kububuhkan pada kotak kecil di sudut lembaran.

Lalu mengembalikannya lagi ke resepsionis yang dipenuhi kesabaran sejak tadi.

"Terimakasih,dan untuk biaya pendaftaran serta pencetakan kartu anggota.Silahkan melakukan pembayaran sebesar tiga koin perak agar permintaan dapat diproses oleh serikat."

"Baiklah."

Kuambil kantung dompetku yang tergantung di sabuk celana,kemudian membuka tali penutupnya dengan segera.

Terlihat beberapa koin perak dan perunggu saja yang tergeletak kedinginan.

Kapan dompetku akan terdapat koin emasnya....

Kata-kata itu keluar dalam otakku sewaktu memungut uang koin yang bergemerisik,dan menaruhnya di atas meja.

"Ini.."

Gadis tersebut langsung menyisihkan uang dariku setelah melihatnya.

"Terimakasih,mohon tunggu sebentar sementara saya memproses pendaftaran anda."

*Mengangguk*

Ia lekas berjalan menuju pintu dibelakangnya dan tak lupa membawa lembaran pendaftaranku di pegangan.

Meninggalkanku seorang diri di depan meja resepsionis sambil mengamati seluruh ruangan ini.