webnovel

Chapter 3 : Kemunculan Bencana Tak Terduga

Seketika terpikir grup petualang tadi memunculkan kekhawatiran."Apa mungkin terjadi sesuatu pada mereka lalu mereka tersesat" kata-kata itu selalu keluar dalam kepalaku.

 

Seharusnya aku bisa lebih tenang,orang berzirah itu tampaknya bertanggungjawab atas keselamatan anggotanya.

Lagipula mereka akan keluar jika merasa bahaya,mereka bukan anak kecil lagi.Selain itu mereka semua berempat,jika seorang terluka mereka masih bisa membawanya dengan selamat.

 

Banyak hal-hal aneh yang terlewat dipikiranku,tapi entah mengapa hatiku selalu bisa menjawabnya dengan cepat.Hingga dua puluh menit berlalu dan aku masih tak bisa tidur.

Kemudian suara seorang laki-laki terdengar di telingaku,ia berteriak diantara gerombolan orang yang keluar dengan wajah kusam dan penuh debu.

"Heiiii!! Kami berhasil!"

Pemuda berambut cokelat melambaikan tangannya,zirah bersihnya tadi sekarang benar-benar menjadi kotor.Tapi hal yang paling mencolok yaitu wanita penombak yang sedang digendong oleh laki-laki penyihir disampingnya.

Kemudian mereka berjalan mendekat dengan ekspresi puas dan gembira.Namun apa yang terjadi membuatku penasaran.

"Apa temanmu itu tidak apa-apa?"

Saat kutanyakan itu ia langsung menoleh ke arah rekannya sambil mendengus resah,lalu kembali menatapku.

"Tidak juga,kakinya terkilir saat kami mencoba menuruni tangga yang licin,dan ia terjatuh"

Sekilas sedih terlihat diwajahnya,namun ia seperti menyembunyikan hal itu.Tampaknya ia tidak ingin anggota grupnya merasa khawatir.

"Mmm..kalau begitu semoga lekas sembuh"

"Iya, terimakasih banyak"

"Ah....aku hampir lupa, Clara! Berikan itu pada pemuda ini"

Seorang perempuan dibelakangnya pun mengangguk,gaya berpakaian yang seperti orang biara itu sangat menonjolkan pekerjaannya sebagai penyembuh.

Kemudian gadis berambut pirang itu mendekatiku dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya,namun benda itu terjatuh karena ia sedikit ceroboh.

Tampak sebiji kristal ungu berbentuk segi enam yang simetris berkilau terkena cahaya matahari.

Ia meminta maaf atas kecerobohannya dan mengambil kristal yang telah bertabur tanah.

Namun baru dua detik ia menggenggamnya.Hal aneh mulai terjadi....

Kami langsung terkejut di waktu yang bersamaan.

Sebidang lingkaran semi transparan yang mencakup diriku dan mereka timbul ditempat kami berdiri.Berukuran besar sekaligus lebar,membuat kami seketika diterpa rasa panik yang berlebihan.

Pemuda berzirah langsung memasang kuda-kudanya sambil mempertegas tameng di tangan kirinya.Ia berusaha waspada sementara melindungi rekannya di belakang yang mencoba untuk menyelamatkan diri.

Aku berhasil keluar dengan cepat karena terletak di tepian lingkarannya.Namun Clara yang berada di tengah lingkaran,dengan tergesa-gesa dan tanpa memperhatikan arah berlari menjauh secepat yang ia bisa.

Pria penyihir yang menggendong rekannya tadi keluar dengan mengunakan sihir lompatan yang dimilikinya.Ia berhasil menghindari lingkaran itu dalam sekejap mata sambil membawa temannya yang seperti merasa bersalah.

Saat kulihat Clara menginjakkan kaki tepat pada batas lingkaran,kilatan cahaya pudar memadat hingga membentuk sesosok makhluk berbadan besar.Detik seolah melambat disertai bahaya yang seakan mendekat.

"GAWRRRRRRRHH!!!!!"

Seekor monster besar menyerupai serigala mengaung ke udara.

Menghempaskan angin kuat,Menggetarkan tanah dan menggelegar keras didepan kedua mata mereka.

Tubuhnya ditutupi bulu biru terang dengan garis-garis putih di belakang punggungnya.Bunyi nafas yang intens,mata merah menajam,sekaligus taring memanjang dari mulut bagaikan rentetan gergaji penyincang.

Monster setinggi lima meter itu terlihat siap menghabisi semua musuh dihadapannya.

Jika dipikir-pikir lagi, monster ini seharusnya masuk kategori kelas tiga dalam tingkatannya.Ia sudah seperti boss terakhir yang menunggu di ujung dungeon.

Namun boss terakhir di dungeon,memiliki wilayah mereka tersendiri dan tidak akan meninggalkannya begitu saja.Karena itu sudah seperti aturan yang berlaku dalam semua mekanisme dungeon.

Dengan membawa anggota sesuai kebutuhan tim,itu akan memudahkan penjelajahan sekaligus melewati situasi sulit yang tak terduga.

Tapi ini lebih buruk dari yang kukira...

Mereka baru saja keluar dari reruntuhan itu dengan tubuh letih dan harus membawa rekan mereka yang terluka,ditambah Clara yang pingsan setelah hempasan angin tadi hingga terpelanting menjauh dari kami.

Tinggal pria berzirah itu yang berdiri kukuh dengan pertahanan ditempatnya.

Sekarang yang mampu bertarung  hanya dua orang,kami semua terpencar akibat raungan ganas dan terpisah satu sama lain.Wanita yang digendong tadi berusaha keras untuk berdiri namun ia bahkan tak mampu  mengangkat sebelah kakinya.

Ini sangat berbahaya,aku tak yakin bisa mengalahkannya.

Serigala raksasa itu terdiam sambil mendengus,menatap pria berzirah yang berdiri tegak di depannya memasang kuda-kuda.

Ia tak gentar sedikitpun,tapi aku tak mengira dia akan senekat itu.

Aku tahu,ia hanya berusaha mengulur waktu untuk teman-temannya.Tapi tidak berarti ia juga harus meregang nyawanya sendiri.

Sial! Dan jika aku diam saja maka itu akan benar-benar terjadi.

Aku tak punya pilihan!

Bergegas aku berlari ke arahnya secepat kilat,tanpa mempedulikan jalurku menjejak dan langkahku menderap semakin cepat.Nafasku terasa berat,tubuhku berusaha menjaga keseimbangannya untuk menyamai kecepatanku berlari.Hingga diriku serasa ingin melesat bagaikan sang angin.

Aku berniat menggunakan ancang-ancangku ini untuk melompat langsung dan menyerangnya.Jujur,aku tak terlalu faham tentang anatomi monster.Tapi semua tahu jika kepala adalah pusat dari segala gerak tubuh.

Sebuah kesempatan terlihat di depan mata,perhatiannya sedang teralihkan oleh pria itu.

Disaat pijakanku seperti melandai,aku memposisikan berat pada bagian tengah tubuh kemudian menguatkan otot kaki.Menarik pedang di sarung pinggangku,bersamaan dengan merapalkan seutas mantra.

"Ventus,Momento Alluit"

Aku melayang di atas angin melalui lompatan singkat,mendorong tubuhku agak meninggi.

Memanfaatkan ruang bebas yang tercipta,kuarahkan seluruh tenaga menuju genggaman erat ditangan kanan.Memegang sebilah pedang yang mempersiapkan diri melakukan suatu serangan kilat.Diikuti dengan menekuk kedua lutut dan lambungan badan ke depan.Kualirkan mana ke seluruh bilah pedangku sebisa mungkin.

Pedangku mulai mengedipkan cahaya merah sekali dengan cepat.

[Gash]

Aku menebas kepalanya yang seketika membuat ia meraung keras ke udara.Serigala itu bergidik,kemudian ambruk selama beberapa detik.

Sementara aku melewatinya kemudian mendaratkan diri.

"Kalian berdua pergilah! Aku dan dia akan mengalihkan perhatiannya"

Mereka menganggukkan kepala lalu hiruk pikuk menjauhi kami berdua.Meninggalkanku,pria berambut cokelat ini,dan gadis bernama Clara yang masih pingsan tak sadarkan diri disana.

Ia memiliki fisik yang kuat kurasa.Mengingat ia bahkan tak mundur sedikitpun dari posisinya setelah raungan penghempas itu.

"Hei,kau masih kuat?"

"Kurasa begitu, Terimakasih sudah membantu."

"Urusan ini belum selesai,jangan berterimakasih terlalu cepat."

"Yah,kau ada benarnya."

Kami berdua bernafas terengah-engah,memikirkan bagaimana cara untuk mengalahkannya.Luka yang kuakibatkan di lehernya seperti tidak berpengaruh sedikit pun,ia terlihat tetap sigap dan bergerak penuh koordinasi.

Meskipun serangan dari Skill  «Gash»  terbilang singkat,setidaknya itu dapat membatasi gerak tubuhnya,dan dapat membuat pertarungan ini berlangsung lebih cepat.

Atau seperti itulah yang kuharapkan,aku masih memikirkan nyawaku sendiri.

Namun,sudah seperti dugaanku.Motion Skill dari baris tingkat satu mana bisa membunuh monster tingkat tiga dalam sekali serang.

Kedua cakar menyeruak dari jari-jarinya sebagai tanda waspada.Setelah menerima serangan itu pasti ia berniat membalasnya.Aku merasa tegangan diantara kami semakin menguat disertai pikiran yang mendesak.

"Hei,apa kau bisa membalikkan serangannya?"

"Maksudmu seperti memantul?"

"Iya,yang sejenis itu,coba kau tangkis serangannya menggunakan tamengmu.Lalu aku akan menyerangnya"

"Baiklah,itu layak dicoba"

Pemuda itu mengukuhkan kuda-kudanya kembali,sambil memasang tameng ke arah depan dirinya maju menerjang tanpa ragu.Kali ini cuma satu kesempatan yang memungkinkan,aku harus memanfaatkannya sebaik mungkin.

Ia melangkahkan kaki beberapa detik lebih awal dariku,sementara aku mengikutinya dari belakang mempersiapkan serangkaian serangan.

"HAAAGGGGHHHH!!!!" Teriaknya penuh semangat memenuhi pertarungan.

Monster itu secara refleks menganggapnya sebagai serangan,ia mengangkat cakarnya dan menyambar tameng pria itu.

"GRAAWWWRRRRR!!!"

*Grinnn*

Cakar tajamnya beradu dengan perisai tebal yang menderit hingga menimbulkan percikan api.

Bunyi pekikan nyaring beradunya tameng dengan cakar terdengar sangat jelas.Setelah perisai itu bercahaya menangkis serangan keras dari cakar sang monster.

Ia terpental ke belakang tatkala tubuh serigala terangkat ke atas mengekspos titik vitalnya.

Tanpa banyak berpikir kualirkan kembali mana ke bilah pedangku,kali ini kucoba menggunakan serangan beruntun dan terpusat.Cahaya biru berkedip terang beriringan dengan langkah cepat untuk kedua kalinya.

[Quinary]

Aku mengibas pedang ke kiri bawah secara vertikal,itu hanya gerakan awal.Kemudian berlanjut pada tebasan kedua yang bergerak horizontal berbalik arah daripada sebelumnya.Kukibaskan lagi bilah pedangku ke kanan atas diikuti gerakan vertikal ke empat.

Serang-serangan tersebut tidak memberikan banyak luka,lalu pada serangan kelima gerak tubuhku semakin tangkas dan semakin bertenaga.Itu serangan yang mengenai langsung area sekitar jantungnya.

"ZYAASSSTTTTT!!"

*Sruak!*

Luka sayatan besar membekas pada dada putih berbulunya itu.Darahnya seketika memuncrat keluar menodai pedangku.

"GAAWRRHHHH!!!"

Lalu Skill[Quinary]berhasil mengenainya.Seketika itu ia meraung kesakitan,nampaknya serangan tadi memberikan luka serius pada tubuhnya.Menciptakan bekas sayatan lebar yang mengucurkan darah begitu pekat.

Namun dengan kondisi separah itu dirinya masih bisa berdiri dan menunjukkan intimidasinya.Begitu pula pria berzirah di sampingku ini yang seakan tak terpengaruh oleh tatapan garang tersebut.Malah aura disekelilingnya dipenuhi semangat juang yang tinggi.

Tanpa diduga-duga ia menerjang lagi disertai ayunan cakar yang cepat.Serangannya berhasil kami hindari dan hanya menggores tanah yang dilaluinya.

Tapi setelah terjangan pendek itu,ia bahkan tak membalikkan badannya dan langsung menerobos masuk ke dalam pepohonan.Disertai sosoknya yang menghilang membuat dirinya berhasil melarikan diri dari pandanganku.

Sepertinya ia berubah pikiran dan melarikan diri dari pertarungan ini.Dirasa bahwa dirinya akan mengalami kekalahan atau memang tidak tertarik lagi dengan mangsanya.

Ia kabur begitu saja meninggalkan jejak darah sepanjang hamparan tanah yang ia lalui.

Pada umumnya bangsa monster memilih untuk hidup berjauhan dengan manusia dan ras lainnya.Tetapi ada diantara mereka yang bersifat ganas dan tidak segan menyerang kapanpun dan dimanapun selama ada makhluk hidup lain disekitarnya.

Serigala cenderung berburu di malam hari,fakta tersebut memperburuk keadaan.Kemungkinan yang masuk akal adalah penyerangan monster ke desa disaat malam tiba.

Aku tak ingin membayangkan berapa jumlah korban jika itu benar-benar terjadi.Semoga kerajaan segera mendapat laporan tentang kejadian ini.

"Hei,apa kau tidak apa-apa?" ucap pria berzirah itu.

Aku menolehkan wajahku padanya,tapi yang terlihat jelas adalah zirah penuh goresan dan tubuh yang sudah bermandikan keringat.

"Aku tidak apa-apa,bagaimana denganmu?"

"Selain hanya rasa lelah,aku baik-baik saja"

Kemudian Clara yang siuman terbangun dari tidurnya.Dengan tergesa-gesa pria itu datang menghampirinya dipenuhi kepanikan.

"Clara! Clara! Apa kau tidak apa-apa?"

"Willis! Syukurlah kau masih selamat!"

"Aku khawatir denganmu,kau pingsan setelah terhempas jauh dari kami"

"Terimakasih telah mengkhawatirkanku Willis,aku baik-baik saja karenamu"

Pria berzirah itu ternyata bernama Willis,aku lupa kalau aku dan mereka belum berkenalan.

Willis membantu Clara untuk berdiri dan mereka berdua berjalan mendekatiku yang menyarungkan pedang.

"Kau sebaiknya pergi ke desa terdekat dan memeriksa apa rekanmu ada disana"

"Ya,aku harap mereka bisa sampai dengan selamat..."

Dari nada bicaranya itu aku tahu ia pasti khawatir,apalagi dia adalah pemimpin grup dan bertanggungjawab atas keseluruhan anggotanya.Namun hal itu tak bisa menjadi halangan dalam ia mengambil keputusan.

"Apa kau bisa membuat laporan tentang ini ke desa? Jika monster itu dibiarkan berkeliaran akan sangat berbahaya bagi orang lain"

"Tentu,kami juga akan melakukan hal itu"

"Baguslah,semoga kau selamat dalam perjalananmu"

"Ya,dan terimakasih banyak atas bantuanmu"

"Kalau begitu sampai jumpa"

Ia tersenyum hangat,kemudian bersalaman denganku lalu berjalan menuju arah yang berlawanan.

Setelah agak berjauhan,tangannya kembali melambai ke arahku dengan teriakan salam perpisahan yang keras.

Aku membalasnya,tapi matahari telah menurun dari langit dan sudah menunjukkan senja.Menandakan malam akan segera tiba dan aku harus segera pulang kerumah.

Kulangkahkan kaki dalam perjalanan pulang yang panjang meninggalkan reruntuhan dibelakangku.Memikirkan bagaimana tanggapan Bibi jika mendengar seekor monster tingkat tiga bisa muncul hanya dari sebijih batu.

Bagiku mengetahui penjelasan darinya cukup menarik,pengetahuannya tentang dunia monster dan sihir akan mulai terlihat disaat ia berbicara banyak tentangnya.