webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 87

Alif mengangguk dari dalam mobil.

"Airin?" suara Bunda terdengar dari arh belakang Airin.

Airin yang terkejut dengan suara itu langsung menghadap ke belakang, "Bunda?!" pekik Airin.

Alif yang mencium tanda-tanda akan muncul permasalahan baru jika dia tidak segera pergi, memutuskan untuk segera meninggalkan rumah Airin.

"Pak, ayo jalan!" pinta Alif.

"Baik, Pak." Driver taksi online itu langsung menginjak pedal gasnya untuk membuat mobilnya bergerak menjauhi Airin.

"Nggak sopan banget aku jadi cowok, nganterin cewek tapi nggak menemui Bunda atau Ayahnya. Ya Tuhan…" gumam Alif dalam taksi.

"Maaf, Pak. Tujuan kita sekarang kemana ya?" tanya driver taksi yang kebingungan dengan arah tujuan mereka semajutnya.

"Oh, iya. Lupa. Sebentar, saya bukakan penunjuk jalannya." Alif membuka penunjuk jalan menuju rumahnya

"Ok, Pak."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com