webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 58

"Ya masa kita pulang dengan tangan kosong sih, Rin… kurang afdol ah rasanya," ujar Alif.

"Memangnya mau dibawain apa? Kamu ada ide nggak?" Tanya Airin.

Alif nyengir sambil menggaruk belakang kepalanya, "Aku juga nggak punya ide sih mau bawain apa buat mereka," kata Alif.

"Kan…. Kamu aja nggak tahu kita mau beliin apa buat bunda sama ayah," ujar Airin.

"Ya justru itu, karena aku nggak punya ide makanya aku tanya kamu. Siapa tahu kamu langsung dapat ide," sahut Alif.

"Nggak, aku juga buntu. Jangan tanya aku," tukas Airin.

"Iya iya… Balik, yuk! Atau mau beli makan dulu?" tanya Alif.

"Malam ini aku mau langsung pulang dulu aja deh. Aku pengen langsung istirahat," jawab Airin.

"Yaudah, ayo aku antar kamu pulang" ujar Alif sambil berdiri dari kursinya.

"Ok," sahut Airin yang juga langsung berdiri dari kursinya.

Mereka beriringan berjalan menuju tempat parkir.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com