webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 48

"Hahaha… iya. Parahnya itu lagi kelas dari dosen yang paling galak kan ya? Itu dosen yang paling ditakuti sama semua mahasiswa, siapa tuh nama bapaknya?" Alif mulai kembali bernostalgia.

"Pak Prawoto," jawab Airin yang tidak pernah lupa dengan nama dosen yang pernah memberi nilai E pada seluruh mahasiswa seangkatannya.

"Nah, iya. Dosen yang pernah kasih seluruh mahasiswanya nilai E," kata Alif yang juga tidak bisa melupakan momen ketika dia beserta seluruh mahasiswa lain mendapatkan nilai E untuk mata kuliah struktur beton.

"Hahaha…. Iya. Belajar 1 semester langsung jadi sia-sia," ujar Airin yang tiba-tiba kembali memiliki tenaga untuk bernostalgia masa kuliahnya bersama Alif dulu.

"Waktu kamu ke kantin itu kamu izinnya mau ke kamar mandi, kan?" tanya Alif.

"Iya, eh… iya nggak ya? aku lupa deh aku bohong mau izin kemana," jawab Airin.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com