webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 345

"Masih dong, Sayang…. Itu kan bagian dari sejarah Mama dan Papa, jadi Mama dan Papa menyimpan semuanya dengan rapi. Kami rawat hingga sekarang," jawab Mama dengan bangga.

"Hebat!" puji Alif.

"Waaah…. Perjuangan LDR jaman dulu sulit banget ya, Ma?" tanya Papa ke partner LDRnya dulu yang tidak lain adalah Mama.

"Sulit sekali," jawab Mama.

"Beruntung kamu hidup di jaman yang sudah canggih begini, Lif. Jaman dulu mah belum ada yang seperti ini. Kalau jaman dulu itu perjuangan lebih sulit tapi menurut Papa lebih romantis juga," ujar Papa sambil senyum-senyum mengingat masa lalunya bersama Mama.

"Eeem… lebihnya dimana?" tanya Alif.

"Loh, dari banyak sudut jaman dulu lebih romantis loh." Papa kesulitan untuk menjelaskan.

"Ya dimana lebih romantisnya? Jaman sekarang itu, Pa. Banyak pasangan yang sudah semakin kreatif untuk menyatakan perasaan cinta mereka ke pasangan. Banyak cara-cara baru yang nggak ada di jaman dulu," bel Alif pada generasinya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com