webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 318

"Iya, Mas. Setiap kali saya ada di stasiun ini saya pasti akan makan di restoran ini," jawab Airin dengan sangat bersemangat juga.

"Waaah…" Laki-laki itu kagum dengan kebiasaan Airin yang menurutnya luar biasa. Dia saja belum pernah makan di restoran mahal ini tapi Airin sudah berulang kali makan di restoran mahal seperti ini.

"Kenapa, Mas?" tanya Airin.

"Nggak apa-apa, Mbak. Kalau saya sih walau hampir tiap minggu ke stasiun ini, saya tidak pernah makan di restoran ini. Ya… Mbak tahu sendiri lah alasannya apa," kata laki-laki itu sambil cengar-cengir.

Airin tidak menyahut perkataan laki-laki itu, menurutnya akan terlalu tidak nyaman kalau mereka membahas mengenai harga makanan yang cukup mahal di restoran ini. Dia langsung memanggil pelayan untuk mengalihkan topik pembicaraan mengenai harga-harga mahal makanan di sini.

Airin mengangkat tangannya, "Mbak!" panggil Airin pada seorang pelayan yang berada tidak jauh dari mejanya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com