webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 317

"Sebelumnya saya minta maaf ya, Mbak. Maaf sekali karena saya sudah lancang duduk di sini, saya lancang karena tidak minta izin ke Mbak dulu, tapi di gerbong ini sudah tidak ada lagi bangku yang kosong kecuali bangku ini. Jadi ya…. saya terpaksa pindah ke sini," jawab laki-laki itu. dia menjelaskan bahwa dirinya terpaksa, kepepet dengan keadaan.

"Oooh… jadi hanya terpaksa?" tanya Airin.

"Iya, Mbak." laki-laki itu menjawab dengan wajah yang memelas.

"Lalu kenapa nggak balik lagi ke sana? Dia sudah nggak menyusui, kan?" tanya Airin ingin memojokkan laki-laki itu.

"Oh, tadi sebenarnya saya mau balik lagi ke bangku saya. Saya sudah hampir duduk di sana lagi," jawab laki-laki itu dengan takut-takut.

"Lalu kenapa nggak jadi?" tanya Airin dengan wajah yang semakin dipergalak.

"Tadi bayi itu beneran tertidur dipangkuan sang ibu. Mbak lihat kan bayi itu sangat berisi?" tanya laki-laki itu.

"Iya, lalu kenapa?" Airin kembali meminta laki-laki itu untuk menjelaskan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com