webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 314

"Selamat datang di apartemen baru kita, Sayang. Semoga kamu suka dengan apartemen ini sehingga kamu bisa tinggal di sini dengan nyaman," kata Rama sambil menyerahkan buket bunga yang sudah dia bawa kepada Raya.

Raya menerima buket bunga yang indah itu dengan senang hati, "Terima kasih banyak," jawab Raya sambil melihat buket bunga indah itu di tangannya.

"Mari masuk!" ajak Rama sambil menawarkan sebuah gandengan tangan kepada Raya.

Raya menganggukkan kepalanya, dia tersenyum manis dan menerima uluran tangan Rama. Mereka bergandengan tangan masuk menuju ke meja yang sudah disiapkan khusus untuk Raya.

Rama menyiapkan krsi untuk Raya, "Silakan Ratuku," ujar Rama.

"Terima kasih," kata Raya sambil duduk di kursi yang sudah Rama siapkan.

"Sini, berikan bunganya. Kita sarapan dulu. Kamu belum sarapan, kan?" tanya Rama yang kemudian menyerahkan buket bunga itu kepada ajudannya.

Raya menggeleng, "Belum dan aku sekarang sangat lapar," jawab Raya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com