webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 300

Keesokan harinya….

Airin sudah selesai dengan segala persiapannya untuk menuju ke Jakarta. Tepat pukul 6 pagi, Airin turun ke lantai bawah. Dia tidak ingin Bunda dan Ayahnya nanti harus menunggunya, akan lebih baik jika dia yang menunggu Bunda dan Ayahnya.

Airin berjalan menuruni tangga sambil menjinjing kopernya yang cukup berat. Dengan hati-hati Airin menuruni anak tangga, satu persatu. Langkah demi langkah. Hingga akhirnya dia sampai di anak tangga terakhir.

Airin menghela napas karena lelah menuruni tangga dengan membawa sebuah koper yang berat bagi ukuran seorang wanita.

Airin tidak menyadari bahwa Bunda dan Ayah sudah memandanginya dari lantai bawah. Ternyata Bunda dan Ayah sudah menunggu Airin beberapa waktu di ruang tamu.

"Loh, Bunda…! Ayah….!" panggil Airin yang cukup terkejut melihat Bunda dan Ayah sudah lebih dulu siap dari pada dia.

Bunda dan Ayah tersenyum ke arah Airin. Mereka memandangi Airin yang masih terengah-engah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com