webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 299

"Iya, ini pertemuan pertama kami. Baru hari ini juga Airin dan Mama berkenalan," sahut Airin dengan cepat.

"Mama? Kamu panggil dia Mama dipertemuan pertama?" tanya Bunda heran.

"Iya, Bunda. Mama sendiri yang meminta Airin untuk memanggilnya seperti itu," jawab Airin.

"Serius?" tanya Bunda.

"Iya, kalau tidak ya mana berani Airin langsung sok dekat dengan memanggil beliau Mama. Airin tidak akan seberani itu Bunda," jawab Airin.

"Ya iya sih…. Memangnya Alif memperkenalkan kamu sebagai siapa?" tanya Bunda.

"Sebagai pacarnya dong, Bund. Kan Airin ini pacarnya," sahut Airin.

"Apa Mamanya tidak terkejut Alif tiba-tiba membawa kamu ke rumahnya dan memperkenalkan kamu sebagai pacarnya?" tanya Bunda ingin tahu.

"Terkejut, tapi sedikit. Tapi terkejutnya bukan yang kaget gimana-gimana, kagetnya tuh kaget senang. Gimana sih ya, Bund…. Gitu deh pokoknya, Airin susah untuk gambarinnya ke Bunda," jawab Airin yang juga terlihat sangat bahagia ketika menceritakan apa yang sudah terjadi tadi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com