webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 266

"Mas, stop! Kamu itu nggak ngerti apa gimana sih? Kamu nggak sadar kalau dari tadi aku diemin kamu biar kamu bisa sadar sendiri dengan kelakuan minus kamu. Tapi, haha…." Raya menyeringai sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Tapi… Nampaknya aku salah. Kamu tidak akan pernah bisa sadar dengan kesadaran diri kamu sendiri. Aku terlalu berharapan tinggi ke kamu," ujar Raya.

Bian hendak menyahut ucapan Raya, namun Raya dengan lebih tegas dan cepat merebut kesempatan itu dari Bian.

"Tunggu, Mas! Dengerin aku! Kamu sudah banyak bicara dari tadi, sekarang giliran aku yang bicara. Kamu bilang kamu lelah, kan? Makanya sekarang kamu jangan banyak bicara, istirahat dulu bicaranya. Gantian aku yang bicara,"

"Kamu udah bikin aku malu di hadapan banyak orang lagi tadi, kamu mengulangi apa yang pernah kamu lakukan ke aku padahal kamu sudah berjanji untuk tidak lagi melakukan itu. kamu bilang kamu akan menjaga harga diriku," protes Raya pada Bian.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com