webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 259

Keesokan harinya, Alif sudah siap dengan motor vespa matic berwarna kuning yang menjadi request Airin kemarin. Motor itu benar-benar masih bisa dipakai karena mesinnya juga masih terawat dengan baik. Alif sudah memastikan kembali keadaan motornya, semuanya masih dalam kondisi baik sehingga aman untuk dia kendarai bersama Airin.

"Tidak sarapan dulu?" tanya asisten rumah tangga Alif yang dari tadi menemani Alif di dalam garasi.

"Tidak, mau sarapan di rumah teman." Alif memakai helmnya. Dia juga tidak lupa untuk membawakan helm untuk Airin.

Alif sempat tersenyum ketika melihat helm itu. Itu adalah helm yang sama yang sering dipakai Airin dulu.

Semuanya masih sama. Motor yang sama. Helm yang sama. Orang yang sama. Dan… perasaanku yang masih sama juga…. Kata Alif dalam hati.

"Tidak menunggu Mama dan Papa bangun? Nanti kalau Mama dan Papa mencari bagaimana?" tanya asisten rumah tangga Alif yang khawatir akan terjadi kegemparan lagi di rumah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com