webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 251

"Maaf, Bunda kelepasan. Bunda terlalu emosi dengan ini semua. Bunda sebenarnya belum bisa melepaskan Airin untuk bersama dengan laki-laki lain, Bunda takut ada apa-apa sama Airin jadi Bunda…"

"Sssuuut… suuut… ssuuut… Ayah tahu Bunda," Ayah langsung memotong kalimat Bunda dan memeluknya erat.

"Bunda jangan terlalu memikirkan itu, Airin itu sudah semakin dewasa. Di pasti sudah bisa belajar dari pengalamannya. Ayah yakin Airin memilih Alif karena dia sudah mempertimbangkan ini dengan baik-baik. Dia pasti sudah bisa menilai kalau Alif tidak akan mungkin seperti mantan suaminya, Bian. Airin sudah berhak memilih pilihannya sendiri, Bunda. Kita sebagai orang tua sudah tidak lagi berhak untuk ikut campur lebih dalam. Kita hanya bisa kasih dia masukan dan saran. Mau bagaimananya biar Airin yang putuskan, Bunda yakin Airin bisa memutuskan hal itu sendiri. Dia dewasa, dia punya pengalaman yang mendidiknya. Kita harus percaya pada Airin," kata Ayah sambil menenangkan istrinya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com