webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 246

"Eeem… soal lamaran. dia bilang dia pengen menemui Bunda dan Ayah untuk meminta izin melamar aku. Jadi sebelum dia datang sama Mami sama Papinya ke rumah, Mas Bian pengen minta izin dulu sama Bunda dan Ayah. Jadi dia maksa terus untuk ketemu sama Bunda sama Ayah malam ini juga," cerita Airin pada Alif.

"Iya, terus?" tanya Alif masih menyimak perbincangan.

"Ya dia maksa terus, akhirnya ya aku hanya bisa mengalah. Dari pada nanti aku sama dia malah berantem," jawab Airin.

"Oh ok… terus?" tanya Alif lagi.

"Cckk… kamu mah kalau aku cerita jawabannya pasti terus-terus mulu sih," Airin memprotes tanggapan yang diberikan Alif pada semua ceritanya.

"Ya Tuhan… aku harus jawab apa sih biar nggak salah lagi? Perasaan aku jadi salah terus deh," ujar Alif bingung.

"Yang lain kek selain terus, masa dari tadi kamu enak banget tinggal bilang terus… terus… Cckk… ngeselin banget," kata Airin dengan sewot.

"Ya Tuhan, masih mending aku menyahut kan?" Alif balik bertanya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com