webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 235

"Rin," panggil Alif yang terkejut dengan pengakuan Airin yang tiba-tiba.

"Kenpa?" tanya Airin seolah tidak paham.

"bukannya tadi kita udah sepakat untuk tidak membahas mengenai ini dulu? Kita kan sepakat untuk fokus kepada pemulihan sakit hati kamu dulu," ujar Alif lirih.

"Nggak apa-apa, Lif. Kepalang tanggung, Bunda dan Ayah kelihatannya sudah mencurigai ada yang spesial di antara kita. Jadi, ya… sekalian aja kan kita ungkap semuanya? Kebetulan Bunda menanyakan hal itu, kesempatan bagus bukan untuk kita?" tanya Airin yang meminta Alif memahami logikanya.

"Iya, tapi Bunda sama Ayah kamu aja kaget loh dengar pengakuan kamu. Ini terlalu mendadak," kata Alif.

"Nggak, Lif. Bunda dan Ayah sudah menanyakan ini kepada kita, berarti Bunda dan Ayah sudah siap dengan apa pun jawaban dari kita. Benar begitu bukan, Bund?" tanya Airin yang langsung mengalihkan pandangannya pada sang Bunda.

Bunda dan Ayah yang masih terkejut dengan pengakuan Airin yang begitu tiba-tiba itu masih terdiam.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com