webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 208

"Tunggu dulu, Mas. ini sebelum akmu ngomongnya semakin jauh, semakin ngaco dan nggak jelas. Ada satu hal yang perlu kamu tahu," ujar Alif sambil menahan tawanya.

"Apa?" tanya Bian pensaran.

"Airin itu sudah tidak suka lagi sama kamu. Jadi kamu jangan terlalu percaya diri, nanti kamu malu sendiri." Jawab Alif masih sambil menahan tawanya.

"Hahaha… kamu sekarang suka sok tahu ya, Lif? Kamu ini tahu dari mana Airin tidak suka lagi sama aku?" tanya Bian masih berusaha untuk melawan persepsi Alif.

"Alif benar, Mas." Airin mulai bisa berbicara.

"Hah?" Bian langsung tecengang.

"Alif benar," kata Airin saat mengulangi jawabannya dengan lebih jelas dan lebih tegas.

"Aku tahu kamu hanya bercanda, Rin. Kamu hanya ingin memancing aku, kan? Kamu ingin lihat bagaimana aku cemburu dengan kebersamaan dan kemesraan kalian berdua, kan?" tanya Bian dengan pemikirannya sendiri.

"Tidak, Mas. Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku," jawab Airin dengan sangat yakin.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com