webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 197

"Bodo?" tanya Alif.

"Iya, aku bodoh karena aku melepaskan kamu hanya demi orang lain yang ternyata tidak benar-benar menepati janjinya untuk sehidup semati denganku. Maafkan aku yang sudah bodoh sekali melepaskan kamu dan tanpa rasa malu aku kembali lagi kepadamu dengan kondisi yang justru menjadi beban untukmu," kata Airin.

"Sudah, jangan bahas itu dulu. Kita jalan-jalan sekarang aja yuk!" ajak Alif yang mengajak Airin untuk kembali ceria.

"Kemana?" tanya Airin.

"Eeem… nanti kita pikirkan kemana tujuan kita, kita ikuti saja nanti roda mobil membawa kita kemana. Yuk!" sahut Alif dengan semangat dan energy yang masih penuh.

"Ok," sahut Airin.

"Oh, iya. Karena aku belum sempat bertemu dengan Bunda kamu, jadi tolong sampaikan salamku untuk Bunda kamu." Kata Alif sambil berjalan beririang dengan Airin menuju ke mobilnya yang masih terparkir di halaman rumah Airin.

"Iya, nanti aku sampaikan." Jawab Airin.

"Jangan sampai lupa…." Kata Alif.

"Iya, Ya Tuhan… tenang aja," kata Airin.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com