webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 196

"Masa sih? Kok aku masih kurang percaya ya? Kalau belum ada buktinya tuh masih meragukan gitu," kata Alif.

 

"Ya Tuhan… Yuk, mari kita buktikan! Langsung aku siapkan apa yang udah aku masak tadi pagi," ujar Airin.

 

Alif mengangguk setuju.

 

Dengan segera Airin menyiapkan makanan hasil karyanya di atas meja makan sehingga membuat meja makannya kembali penuh dengan makanan.

 

"Kamu masak sebanyak ini?" tanya Alif saat melihat meja makan di hadapannya sudah terisi penuh dengan bebrbagai macam masakan.

 

Airin mengangguk dengan tegas, "Iyaps, semua ini ala Chef Airin." katanya dengan sedikit menyombong.

 

"Yakin? Sendirian?" tanya Alif masih tidak bisa bercaya.

 

"Iya, aku masak sendiri. Sekarang kamu cobain rasanya," kata Airin sambil mengambilkan secentong nasi ke piring Alif.

 

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com