webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 191

"Kamu tunggu di sini dulu ya, Lif…" kata Airin.

"Ok," jawab Alif yang kemudian duduk di salah satu sofa.

"Kamu mau minum apa?" tanya Airin.

"Apa aja," jwab Alif.

"Kopi? The? Jus?" Airin menawarkan apa yang ada di rumahnya.

"Eeem… Teh aja," jawab Alif.

"Ok, tunggu sebentar ya? Aku minta Mbok bikini dulu," kata Airin.

"Kamu dong yang bikini, sekali-kali. Masa Mbok terus yang bikini minum dari dulu. Sekarang masa nggak ada perubahan sih?" sindir Alif.

"Hmmm… Iya deh, kali ini aku yang bikini tehnya. Mau pakai gula atau nggak?" tanya Airin.

"Pakai gula," jawab Alif.

"Ok," sahut Airin.

"Biar manis kaya kamu," bisik Bian.

Airin tersipu malu, "Bisa aja," sahut Airin lirih.

"Kalau begitu, aku ke dapur dulu sebentar untuk bikini teh paling special untuk pacarku yang baru pertama kali ngapel ke rumah." Bisik Airin sambil mengangkat alisnya.

Airin dan Alif terkekeh.

"Oh, iya. Hampir aja lupa. Mau yang dingin atau yang panas?" tanya Airin sebelum beranjak dari tempat duduknya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com