webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 189

"Nggak bisa gitu dong, Mas. Kalau kelamaan ya bisa-bisa pelanggannya pada lari semua," ujar Raya tidak terima.

"Tadi memangnya kamu waktu beli di sana antrinya banyak nggak?" tanya Bian.

"Banyak sih," jawab Raya.

"Nah, ya sudah. Kalau emang antriannya banyak, mau gimana lagi? Nggak bisa lah kalau nyalahin pedagangnya, nggak adil." Bian mulai membela pedagang yang terus disalahkan oleh Raya.

"Cckk... iya iya. Belain aja terus tuh, ngeselin banget iiih..." gerutu Raya.

"Permisi.... pesanan atas nama Raya?" tanya seorang wanita yang sudah paruh baya.

"Iya," jawab Raya sewot.

"Ini siomay dan es tehnya," kata si wanita paruh baya sambil menurunkan pesanan Raya dari atas baki.

"Lama banget sih, Bu! Tidak tahu apa kalau saya ini udah kelaperan karena nungguin siomay ibu ini. Untung aja nggak pingsan saya di sini," ujar Raya tanpa merasa segan .

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com