webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 173

"Ah… nggak usah ambil pusing aja lah. Nggak penting," ujar Alif yang kemudian mengabaikan begitu saja tantangan dari Bian.

"Alif… masih lama, kah? Mama udah laper banget ini loh, gimana nanti kalau Mama keburu pingsan?" teriak Mama.

"Iya, Maaa… ini Alif udah mau turun kok," sahut Alif.

.

.

.

Di rumah Airin….

"Yah…. bangun, Yah." Bunda membangunkan suaminya.

"Ada apa sih, Bund? Ayah masih ngantuk," sahut Ayah yang masih enggan untuk membuka matanya.

"Ayah mencium bau sesuatu nggak?" tanya Bunda.

"Nggak, bau apa sih Bunda? Ayah masih mau tidur, ah! Jangan ganggu Ayah dulu," sahut Ayah yang tidak ingin diganggu lagi oleh Bunda. Mata Ayah masih berat untuk dibuka.

"Ccck… coba deh, Yah. Ayah cium, hmmm…." Ujar Bunda sambil mengendus-endus aroma lezat yang masuk ke dalam kamarnya.

"Cckk… Bunda… Ayah nggak cium ada bau apa-apa, ini masih terllau pagi Bunda, Ayah masih mau tidur. Mata Ayah masih berat ini," tukas Ayah yang sedikit kesal karena terus

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com