webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 171

Raya sadar betul jika kelemahannya itu sedang dimanfaatkan oleh Bian untuk menekannya. Maka, dengan sekuat tenaga dia menahan ketakutannya. Dia menahan diri agar tidak terlihat takut di hadapan Bian. Dia berusaha menjaga martabatnya.

Dia memalingkan wajahnya dari dasar gedung. Dia kembali fokus menatap Bian. Matanya melotot.

Bian tersenyum kecil, dia begitu senang melihat Raya ketakutan dan sedang berusaha untuk menyembunyikan ketakutannya. Dia menikmati momen itu, "Jadi, berapa hara kamu permalam? Haaah?" tanya Bian sambil mencolek dagu Raya.

Raya merasa semakin dilecehkan oleh kelakuan suaminya sendiri, "Kurang ajar kamu, Mas!" geram Raya.

Bian tersenyum tipis lagi, "Jadi berapa yang harus aku bayar untuk dua malam kita? Berapa yang harus aku bayar untuk keperawananmu? Berapa tagihanku?" tanya Bian sambil memegang dagu Raya.

"Lepas! Kamu menjijikkan, Mas" kata Raya sambil menarik paksa tangan Bian dari dagunya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com