webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 165

.

.

.

Di kamar hotel Bian….

"Kurang ajar!" pekik Bian yang kesal dengan respon Alif yang ternyata bisa langsung tahu bahwa dia adalah dalang dari peneroran tadi.

"Mas…" panggil Raya dari luar kamar mandi.

"Hmmm…" sahut Bian sambil menyembunyikan kekesalannya.

"Kamu ngapain lama-lama di kamar mandi? Kamu nggak merokok, kan?" tanya Raya.

"Nggak, lagi buang hajat. Bentar," ujar Bian.

"Oh, aku kira ada apa-apa." Raya kemudian kembali ke ranjangnya.

Tidak lama kemudian Bian keluar dari kamar mandi.

"Kamu kok tumben lama banget di kamar mandi," ujar Raya pada Bian yang baru saja keluar dari kamr mandi.

Bian tidak menjawab. Wajahnya ditekuk. Dia hanya diam sambil kembali tidur di ranjang dengan tubuh yang membelakangi Raya.

"Kamu kenapa sih?" tanya Raya sambil memeluk Bian dari belakang.

"Jangan berisik, tidur ya tidur aja. Nggak usah kebanyakan nanya," ujar Bian dengan mata yang tertutup dan tetap tidak merespon pelukan Raya yang dengan manja menempel pada Bian.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com