webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 136

"Tidak ada," jawab Raya dengan jujur. Dia mengakui kalau kini Rama memang jauh lebih baik dari Bian. Dari segi tampang, penampilan dan keuangan serta kedudukan juga nampaknya Rama jauh lebih baik dari Bian.

"Tidak ada gimana maksud kamu? Tidak ada yang bisa membuat kamu tertarik sama aku? Begitu, kah?" tanya Rama yang menginginkan jawaban yang lebih jelas.

"Bukan begitu maksudku, Ram. Maksudku tidak ada lagi yang kurang dari kamu," jawab Raya.

"Lalu kenapa kelihatannya kamu masih tidak ingin bersamaku? Kenapa kamu masih selalu saja menempel pada Bian? Sejak dulu kita masih berpacaran, aku tahu kamu tidak mencintai aku. Aku tahu kamu hanya memanfaatkan aku untuk mendapatkan perhatian Bian yang saat itu sedang jatuh cinta pada adik tingkat kita, aku tahu semuanya." Rama mulai tidak terkendali.

Raya tidak bisa membantah apa yang Rama katakan karena memang itu kenyataannya, "Maaf" hanya itu yang dia katakan kepada Raya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com