webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 115

Alif menyeruput kopi pahitnya lagi. Sambil tersenyum manis mengingat kejadian tadi Alif kembali menikmati suasana. Hingga tiba-tiba Bian kembali masuk ke dalam café dan celingukan entah mencari apa.

"Hah, mau ngapain lagi dia masuk ke sini?" tanya Alif lirih.

Alif hanya diam dan pura-pura tidak melihat kehadiran Bian.

"Lif, apa Airin ada di sini juga?" tanya Bian yang sudah berada di depan Alif lagi.

Alif yang awalnya menunduk sambil menikmati kopi pahitnya langsung membelalak dan mendongak menghadap Bian.

"Apa peduli Anda?" tanya Alif dengan tegas.

"Aku hanya bertanya," jawab Bian yang nampak tidak sabar ingin mendapatkan jawaban pasti akan pertanyaannya.

"Untuk apa?" Alif menjawab dengan pertanyaan yang lainnya.

"Aku hanya ingin tahu, kamu tinggal jawab aja. Apa susahnya?" Bian mulai berbicara dengan nada meninggi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com