webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 110

"Ayah, Bunda… Airin samperin orang itu dulu." Tanpa bertele-tele Airin yang masih menggendong balita tadi langsung berlari mendekati wanita yang sedang kebingungan itu.

"Mbak!" panggil Airin sambil terus berlari mendekat.

Wanita itu langsung menoleh ke arah sumber suara, ke arah Airin.

"Ya Tuhan…. Salma… Mas, itu anak kita Mas…" pekik wanita itu histeris. Dia begitu senang saat melihat salah seorang anak kembarnya yang sempat menghilang dari pengawasannya.

Wanita itu langsung menciumi anaknya, "Ya Tuhan… kamu dari mana saja, Sayang? Umi cariin kamu loh dari tadi," kata wanita itu. Air matanya menetes. Seutas senyum tergambar di wajahnya.

"Salma… Ya Tuhan… sini, Sayang. Ikut Abi," kata pria itu sambil meminta anaknya.

Airin langsung membiarkan laki-laki itu mengambil balita yang sedang digendongnya.

"Terima kasih ya, Mbak. Terima kasih sudah menemukan anak saya dan sudah mempertemukan kami kembali," ujar wanita itu sambil memegang tangan Airin.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com