webnovel

remember that day

Airin Kamiliana, wanita yang hampir selalu baik-baik saja dalam hidup. Terlahir dalam keluarga yang berkecukupan, memiliki orangbtua yang sangat mencintainya, tumbuh menjadi wanita cantik dan cerdas, hingga dinikahi oleh laki-laki yang behitu mencintainya dan dicintainya. Seperti ini kan perjalanan hidup yang diinginkan semua orang? Dan Airin beruntung bisa menjalani kehidupan sempurna seperti ini Namun, bukan hidup tidak pernah akan sesempurna itu. Begitu pula yang akhirnya harus Airin rasakan. Dia akhirnya harus merasakan perihnya kecewa dan penghianatan. Bian, pacar yang sudah sekian tahun ia pacari dan kini sudah menjadi suaminya dengan tega membuat keputusan untuk menceraikannya karena tergoda oleh sahabat lamanya. Namun, untuk menutupi semua kesalahamnya dia justru menuduh Airin berselingkuh dengan sahabat lamanya juga Setelah persidangan memutuskan perceraian mereka secara resmi, hari-hari penuh kenangan terus menjadi bayang-bayang untuk Airin dan Bian. Seperti banyak kalimat bijak yang sering kita dengar, kita akan merasa sangat menyesal setelah kita kehilangan. Dan yaps... Bian akhirnya membuktikan kebenaran kalimat bijak itu. Bian kini terus menyesal karena melepaskan Airin. Namun apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Airin sudah menemukan kehidupan barunya, kebahagiaan barunya. Apakah Bian akan yega datang lagi kepada Airin dan menghancurkan kehidupan bahagia Airin untuk kedua kalinya?

Galuh_Fifiana · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

Bagian 108

"Mama lagi… mau ngapain sih? Pulang ya pulang aja kali, biasanya juga gitu kan? Ngapain sekarang nyariin?" tanya Alif kesal.

"Halo…" kata Alif saat mengangkat panggilan dari Mamanya itu.

"Halo. Assalamu'alaikum, Nak…" sahut Mama dari balik ponsel

"Wa'alaikumsalam," jawab Alif malas.

"Kamu sudah sampai rumah ya?" tanya Mama basa-basi.

"Hmmm…" jawab Alif singkat.

"Maaf ya, Nak. Mama lupa kalau kamu pulangnya hari ini," ujar Mama yang menyadari bahwa Alif kesal karena dia mengingkari janji.

"Hmmm…" jawab Alif lagi.

"Ini Mama udah perjalanan dari bandara ke rumah kok," ujar Mama berusaha merayu Alif agar tidak lagi marah kepadanya.

"Hmmm…" Alif masih dengan jawaban yang sama.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com