“Leen!” Vania mengulang sekali lagi memanggil Aileen karena Aileen tak kunjung menyahutinya. “Bu Aileen.” Kali ini Vania menambahkan ketukan di meja kerja Aileen agar atasannya itu sadar akan keberadaannya.
“Eh? Apa?”
Vania menarik napas dalam-dalam. Meskipun mereka berteman, di dalam kantor Aileen tetap atasannya dan ia selalu (sebisa mungkin) menjaga profesionalitas di lingkup pekerjaan. “Ada yang lagi dipikirin? Ada yang perlu kukerjain lagi?”
Aileen menggeleng cepat. Ia tadi memang sedang melamunkan sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Apalagi kalau bukan sosok perempuan yang hendak membeli unit apartemennya. Andai papanya belum memberitahukan daftar mantan pacar Gama kepadanya, ia pasti hanya akan mengenali sosok perempuan itu sebagai seorang aktris yang mulai merambah dunia internasional. Akan tetapi, karena ia telah membaca daftar mantan pacar Gama, jelas ia tak hanya melihat Arabella tanpa menyangkutpautkannya dengan Gama.