webnovel

Selamat Datang di Lain Waktu

Éditeur: Wave Literature

Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut tidak berhenti berkomentar.

"Yun Chujiu kali ini membuat masalah besar, dia bukan hanya tidak menyembuhkan Bai Morou, tapi malah menendangnya sampai muntah darah!"

"Benar, aku juga merasa kalau terapi tendangan ini hanya mengada-ada saja, lihat saja bagaimana dia akan membereskan semua ini."

"Benar, Yun Chujiu terlalu mata duitan! Dia hanya memikirkan uang dan tidak memikirkan nyawanya! Klan Bai tidak akan mengampuninya!"

...

Yun Chujiu tidak tahan untuk mengerutkan bibirnya, para penonton itu benar-benar terlalu tidak konsisten, cepat sekali mereka berpindah ke pihak lain.

Yun Chujiu melirik bulu mata Bai Morou yang bergetar, dia lalu terlihat memutar matanya, "Bai Moyu, walaupun terapiku sudah berakhir, tapi ada pasien dengan kondisi khusus, dia harus melewati picuan rasa sakit yang luar biasa baru bisa kembali normal. Tenang saja, aku akan memicu dia sedikit, dia akan segera bisa melompat-lompat."

Bai Moyu mencurigainya, dia sekarang sudah tidak bisa membedakan lagi mana perkataan Yun Chujiu yang sebenarnya dan mana yang mengada-ada.

Tapi, dia cemas kalau sampai Bai Morou tidak sadar, dia pasti akan dihajar oleh Bai Peng, sehingga akhirnya dia bertanya, "Apa benar yang kamu katakan?"

"Tentu saja! Kapan aku pernah berbohong? Siapa yang punya belati atau jarum panjang, pinjamkan padaku, aku akan mengeluarkan sedikit darah Bai Morou." Ujar Yun Chujiu penuh keyakinan.

Seketika ada orang yang mengajukan diri dengan semangat, "Nona kesembilan Yun, aku memiliki belati."

"Nona kesembilan Yun, aku punya jarum untuk jahit sol sepatu, dijamin cukup panjang."

"Nona kesembilan Yun, kalau tidak bisa, aku ada benda lain yang juga bisa mengeluarkan darah."

...

Bai Morou yang sejak awal memang tidak pingsan, dia merasa kesal sekali. Kalau dia tidak 'sadar' sendiri, pasti akan ada orang yang meminjamkan pisau sayur untuk Yun Chujiu!

Bai Morou lalu membuka matanya, dan menggerakkan lengan kemudian mengangkat kakinya, dan berpura-pura antusias berkata, "Kakak, aku sudah bisa bergerak, sudah bisa bergerak!"

Melihat Bai Morou berbicara seperti itu, Bai Moyu akhirnya tidak mempersulit Yun Chujiu lagi. Setelah dia memberi Bai Morou pil penghenti pendarahan, dia menyuruh orang mengangkat Bai Morou kembali ke tandu kursi lagi.

Bai Morou sekarang terlihat sangat mengenaskan, rambutnya berantakan, bajunya juga penuh debu dan bekas darah, dia menatap benci pada Yun Chujiu. "Yun Chujiu, penghinaan hari ini, cepat lambat aku akan membuatmu membayarnya!"

Yun Chujiu tertawa dan menatapnya, "Baiklah! Selamat datang di lain waktu, tapi lain kali, aku akan memungut bayaran 100 ribu tael perak darimu untuk sekali tendangan."

Bai Morou merasa dadanya panas, dan nyaris muntah darah lagi.

"Morou, tidak perlu bersilat lidah dengan orang seperti dia. Ayo kita pergi!" Ujar Bai Moyu sambil melambaikan tangan, dan memberi isyarat untuk pergi pada anggota Klan Bai yang datang.

Yun Chujiu mengedipkan mata dan berjalan ke dekat Bai Moyu, lalu berkata, "Bai Moyu, jangan lupa memakan pil obat yang aku berikan padamu itu ya, itu adalah barang bagus yang bernilai mahal!"

Bai Moyu menghentikan langkahnya dan mengerutkan kening, "Yun Chujiu, apa maksudmu?"

"Tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya sembarangan bicara saja, jangan dimasukkan ke hati." Ujar Yun Chujiu sambil menunjukkan senyum lebar dan gigi putihnya, wajahnya terlihat seperti menyuruh Bai Moyu tidak berpikir sembarangan.

Hati Bai Moyu mulai bergejolak, apa maksud Yun Chujiu? Apa dia akan sebaik itu sampai mengingatkannya untuk meminum obat? Apa ada masalah pada pil pengumpul jiwa tersebut?

Apa gadis itu sengaja memberikan pil pengumpul jiwa itu padanya?

Apa untuk mencelakai kakeknya?

Memikirkan hal itu membuat pikiran Bai Moyu menjadi semakin kemana-mana. Begitu sampai di kediaman Klan Bai, dia langsung bergegas ke kamar belajar Bai Peng.

"Kakek! Pil pengumpul jiwa itu, apa Anda sudah memakannya?"

Bai Peng mengerutkan kening, "Belum! Ada apa?"

"Aku curiga ada masalah pada pil pengumpul jiwa itu." Ujar Bai Moyu lalu menceritakan dasar keraguannya itu.