*Author POV*
"Okey girls, this is the plan..... Jadi kita harus berakting, seakan suster benar benar menyuntik aqila disaat kita semua gaada di ruangan."
"Rome akan menjaga diruang cctv"
"Suster mirna, urus surat cuti untuk 2 hari, alfa yang akan mengurus mirna. Dan suster desi yang sudah melihat wajah wanita itu, dekati dia seakan memberi kode bahwa aqila sekarat. Apakah wanita itu memberi nomor telepon?"
"Engga pak, dia hanya menjanjikan uangnya di taman belakang rumah sakit dekat gudang dalam sebuah amplop"
"Oke, rome awasi juga taman belakang rumah sakit" rome hanya mengangguk.
"fan, bisa jaga aqila buat besok kan?"
"bisa kok"
"saya yang akan memastikan untuk menangkap wanita itu"
"Dan my love, jangan minta yang aneh aneh ya"
"Emang aku minta apa aneh aneh?" ucap aqila sensi.
"Kamu kalo minta makan kan aneh aneh hehehe... " aqila hanya mendengus dan menoel pipi azka.
"Gabisa makan enak deh dek huhuhu"
Diruangan itu hanya tawa kecil yang tercipta, setelah wajah serius yang mereka tampilkan. Semua kembali terfokus, seakan mencerna setiap kata yang dikeluarkan arkan dan menimbang nimbang seperti apa yang dimaksud.
"maaf pak, tapi bagaimana saya tidak bertemu wanita itu kembali?"
"saya yakin pasti wanita itu akan mencarimu ketika dia tidak bisa menemukan mirna"
"pak, saya juga ingin bertanya bagaimana jika saya tidak bisa mendapat izin untuk cuti dan sebelum saya cuti malah ketemu sama wanita itu. Apa yang harus saya lakukan?"
"hm benar juga, untuk surat cuti alfa yang akan mengurusnya. Dan tinggallah di apartemen alfa malam ini"
"WHATT, no!"
"come on fa, apa lo mau ade lo kenapa napa?"
"hm, bagaimana jika saya bermalam di rumah ibu fanny saja jika ibu fanny mengizinkan"
"Aku kan jagain aqila mir, jadi malam ini aku tidur disini sama rome juga harus liat cctv kan"
"nah, udahlah fa terima aja kan lo gabakal ngapa ngapain mirna kann??? atau lo-"
"shut up kan, fine... gue terima. Jam 10 pulang dan jangan terlambat!"
"bang, kok gitu sih ngomong sama cewe, kalo arkan yang gituin aku gimana persaaan abang?"
"iya iya maaf, hfft awas lo kan berani ngebentak aqila!"
~~~~
Akhirnya kedua suster itu keluar secara bergantian, dan wanita itu ternyata sudah menunggu di dekat ruang loker. Mirna tidak terkejut, hanya saja dia tersenyum dan berkata "sudah saya jalankan" setelahnya wanita itu hanya berlalu. Desi pun berpapasan dengan wanita itu, dan hanya mengangguk ramah. Ternyata wanita tersebut tidak memastikan kembali ke ruangan aqila, dia hanya tersenyum puas dan berlalu pulang.
~~~~
"udah?"
"udah kata susternya, trus gue langsung baliklah"
"GOBLOK TI-FA-NY! sekarang lo balik ke kerumah sakit, lo harus pastiin sendiri."
"Yaelah biasa aja gobloknya, iya gue balik sekarang"
Dengan membanting pintu mobil
~~~~
*Aqila POV*
Sejujurnya firasatku gabegitu enak dengan rencana arkan, apalagi ketika dia bilang jangan minta aneh aneh. Huh! kaya permintaanku harus muterin bumi gitu.
"sayang, kamu tiduran aja trus pas ada yg buka pintu nafasnya harus sesak gitu. Dan tunggu waktu yang pas untuk kembali normal. Aku selalu ada disekitar kamar kok"
"iya"
Tak lama arkan dan fanny keluar ruangan dengan muka pura pura lesu, sedangkan rome sudah keluar dari tadi. Aku langsung memejamkan mata dan berusaha untuk tidak tertidur.
ceklek~
Langsung saja aku berusaha sesak nafas seperti menggapai sesuatu tapi mataku masih tertutup. Perlahan kuintip, ah wanita yang masuk ke dalam ruang persalinanku kemarin.
"HAHAHA mampus lo bi*ch cepet mati, oh atau mau gue bantuin?" oh no... wanita itu malah mencekikku.
"Arghh..." wanita itu berteriak kencang, dan cekikan itu menghilang. Aku langsung menghirup udara sebanyak mungkin.
Ternyata Arkan menariknya dan sangat panik ketika melihat arkan, kalo aku ga lagi sesak nafas mungkin aku akan tertawa.
"A-arka-n... ini, ini gaseperti yang kamu lihat. Dia hanya berakting, aku hanya ingin mengunjungi dia, tapi,tapi, dia sangat sesak nafas dan aku ingin membantunya"
"MEMBANTU DIA CEPAT MATI?" ah bayiku, baru saja aku ingin mengambilnya dan wanita itu tiba tiba merebut bayiku!
"IYA! AKU AKAN MEMBUNUHNYA BESERTA BAYINYA" Kemarahanku meluap ketika bayiku mulai menangis karena teriakan wanita itu.
Segera aku tarik rambutnya dan menendang bokongnya sampai dia terjatuh dan bayiku kembali menangis.
"JALANG! berani beraninyaaa" tiba tiba ditangannya ada pisau lipat kecil, darimana dia mendapatkannya?
"Ya allah azka" arkan berusaha menggapai azka dan cengkraman wanita itu semangkin mengetat membuat azkaku menangis lebih kencang. Aku berusaha turun dari ranjang, meskipun sangat sulit dan bekas melahirkan masih sangat sakit. Arkan terus menggapai azka dan berusaha tidak menyakitinya, sementara wanita tadi benar benar sudah gila! Ketika aku sudah mulai ikut untuk menggapai arkan, pisau tadi hampir mengenai perutku!
"Ya allah ARKAN!!!"
"Ambil azka" aku langsung merebut azka yang hampir dilempar oleh wanita itu. Dan wanita itu langsung memeluk arkan.
"arkan maafin aku, yaampun banyak banget darahnya... bit*h panggil dokter cepet!!!" aku yang masih shock cepat menyadari dengan memencet bel, sedangkan arkan mulai tidak sadarkan diri. Dan fanny masuk beserta dokter dokter sekaligus beberapa pengawal.
"fanny, arkan fan gimana?"
"sekarang kamu sama azka keluar dulu tenagin diri, aku yang ngurus jalang itu"
"Boys, keluarkan jalang itu dan langsung antar ke kantor polisi. Rome sudah menunggu di depan"
"baik bu"
Suara rontaan menggema diseluruh ruangan dan aku langsung keluar dengan fanny ke kamar sebelah untuk beristirahat.
"tenang aqila, semua sudah teratasi. Arkan kuat kok, sekarang kamu relax dan susuin azka. Dia juga shock qila, kasian dia"
"yaallah maafin bunda ya nak, cup cup cup" ucapku sayang sembari rebah di ranjang.
"fan, firasatku terbukti, arkan fan"
"gpp qila, semua baik baik aja. Arkan cuman pingsan kehabisan darah, bayi kamu juga udah tenang kan sekarang, wanita gaakan bisa ganggu kita lagi, sekarang kamu tenang aja"
"hfft iya fan, makasih ya kalo gaada kamu aku gabisa tenang pasti karena arkan pingsan"
"mungkin arkan udah firasat juga supaya kamu ada yg jagain" senyum tipis muncul di bibirku, fanny benar benar bisa menenangkanku.
"Aqila.... kamu gapapa dek?"
"abanggg... aqila gpp tapi arkan pingsan bang"
"arkan? ko-"
"udah fa, jangan diingetin lagi. Dia baru aja tenang, nanti aja ya"
Abang alfa hanya mengangguk dan memelukku. Sedangkan azka sudah terlelap dipangkuanku. Dan tak lama aku mulai menutup mata, aku lelah, sangattt lelah. Aku harap bisa bertemu arkan di mimpiku sebentar, sebentar saja.
"hai sayang..."
"arkan... apa ini di mimpi? apa orang masuk mimpi disaat koma dan mau mati? apakah kamu termasuk??"
"hahahahahaha.... " tawa renyah itu membuatku takut, dan mulai berjalan mundur. Dan tak ketika aku melihat tangannya menggandeng wanita... wanita yang tadi!
"arkan.... arkann.. ..arkan...!!!!!"
Huh...huh...huh...
"Aqila kenapa?"
"Mau ketemu arkan sekarang"
"nanti aja"
"Sekarang!"