webnovel

Real Friend

Aku tidak tahu sebanyak apa orang membenci ku, aku pun tidak peduli dengan orang-orang terdekat ku yang tidak menganggap ku, karena pada dasarnya mereka semua sama, sama-sama akan menghilang. Jika aku diciptakan untuk merasakan cinta itu semua salah, cinta dari orang-orang terdekat ku pun aku tidak pantas untuk mendapatkannya, dan tidak akan pernah merasakannya, kecuali dari wanita yang melahirkanku dan sahabatku. tidak tahu kenapa aku harus menyukai dan mencintainya, kenapa harus sahabatku sendiri padahal banyak manusia diluaran sana. Entahlah aku pun tak mengerti, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Inilah kisah ku, kisah seorang wanita remaja yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri.

Meritaadelinaa · Urbain
Pas assez d’évaluations
21 Chs

#8

Seorang gadis yang sedang memberantaki rak bukunya hingga buku bukunya berserakan dimana-mana, gadis itu adalah Yuan, ia sedang mencari buku rumus rumus fisika untuk di berikan ke Bryan, Karena Bryan bilang ingin meminjamnya.

kenapa Bryan tidak membelinya sendiri di toko buku? Yap karena Bryan tak nyaman untuk pergi sendiri ke toko buku, waktu itu Bryan pernah mengajak Yuan untuk menemaninya ke toko buku tetapi Yuan tidak mau karena ia ada urusan, jadi Yuan berjanji akan memberikan buku rumus fisiknya kepada bryan.

Disaat sedang mencari bukunya tiba tiba pintu kamarnya di Ketuk oleh sang mamah..

" Masuk " ucap Yuan di dalam kamar.

" Yuan tuh ada temen temen kamu " ujar mamahnya.

" Ooh iya, suruh masuk kamar aku aja mah, soalnya aku Lagi cari buku " balas Yuan.

" Yaudah oke " ucap mamah Yuan langsung keluar.

Ruang tamu...

Sesuai ucapannya, Sasa dan rifa datang kerumah Yuan, sekarang waktu menunjukan pukul 16.03 berarti masih ada waktu lama untuk berkumpul.

" Nak yukk masuk aja Ke kamar Yuan, yuan Lagi cari sesuatu didalam " ucap mamah Yuan.

" Okee Tante " balas mereka serempak.

Mereka pun menaiki tangga dan menuju kamar Yuan, sesampainya di depan pintu mereka pun langsung nyelonong masuk tanpa mengucap salam ataupun mengetuk pintu, dan mereka pun dapat tatapan tajam dari Yuan.

" Heh, pintu dibuat untuk di ketuk, main nyelonong aja " ucap Yuan tajam.

" Hehe, iya iya gue kan lupa " balas Rifa cengengesan.

" Yaelah Lo ke nggak kenal kita aja " jawab Sasa santai.

" Halah yaudah, ngapain Lo berdua kesini, mau bahas apa " ujar Yuan santai sambil mencari buku nya.

" Mau main lah, mending nonton aja yuk " usul Rifa

" Boleh tuh " saut Sasa setuju.

" Bentar " ucap yuan tetap ke buku bukunya.

" Lo cari apa sih sebenarnya, sibuk amat " ujar Rifa.

" Cari buku " balas Yuan sekenanya.

" Buku apaan " kini giliran Sasa yang nyaut.

" Rumus fisika " ucap Yuan.

Mata Sasa pun jelalatan menelusuri nakas Yuan, sepertinya Sasa melihat sesuatu, Sasa pun mengambil nya..

" Ini buku rumus fisika kan? " Ujarnya sambil melemparkannya ke Yuan.

" Hehe, iya punya gue, btw thanks " ucap Yuan cengengesan.

" Ogeb lo, yauda buruan beresin tuh rak buku lo, udah kek terdampar tau ngga " ujar rifa.

" Iya iya, habis itu kita nonton " balas Yuan dan di angguki oleh kedua sahabatnya.

Yuan pun membereskan semua buku-buku nya ketempat semula, 15 menit pun selesai, Yuan pun menghampiri mereka.

" Maunya nonton apa nih " tanya Yuan yang sudah membuka laptopnya.

" Terserah Lo aja deh yang penting seru " ucap Sasa dan di angguki oleh Yuan.

" Cuusss " ujar Rifa semangat.

Mereka pun akhirnya nonton film dengan pose tengkurap. Rifa dan sasa serius menonton, sedangkan Yuan ia sibuk dengan cemilannya.

Satu jam berlalu dan sekarang mereka pun sudah selesai dengan filmnya, Yuan sekarang sedang menyiapkannya bukunya yang akan di taruh ke tas buku. Sedangkan Rifa dan sasa hanya mengamati Yuan sedari tadi. Yuan pun menghampiri mereka.

" Kenapa ko ngeliatin gue gitu? " Ucap Yuan

" Nggak ada apa apa elah, Lo ko semangat banget sih nyiapin buku buat bryan " balas Rifa dengan tatapan serius.

" Hehee, lagi pengen aja " ucap Yuan cengar-cengir.

" Atau jangan-jangan Lo suka sama Bryan ya " balas Sasa curiga.

" Sembarangan ya kalo ngomong, Bryan tuh sahabat gue dari kecil, mana bisa ada rasa aneh Lo pada " ucap Yuan santai.

" Yaa kali aja gitu " balas Rifa dengan mata berkedip kedip.

" Ih ngeri gue liatnya " ujar Sasa, dan Yuan hanya bergidik jijik.

" Yaudah pulang gih " ucap yuan.

" Lo ngusir kita " balas Rifa.

" Nggak sih, gue cuma mau mandi, kalo Lo mau pada disini ya ngga papa " ujar Yuan santai.

" Eh nggak deh, kita pulang dulu ya nyokap gue udah chat gue " ucap Sasa menimpali.

" Yaudah yuk pulang sa " balas Rifa

" Yaudah kita pulang dulu yaa yuan, titip salam buat mamah Lo byee " ucap mereka dan di angguki Yuan.

Setelah mereka benar benar pergi, Yuan pun memasuki kamar mandi. Sekitar 20 menit selesai, Yuan pun memakai kaos putih dan celana jeans biru dan sepatu Abu abunya, dan beralih ke tempat rias, ia memoleskan sedikit bedak bayi dan liptint agar bibirnya tidak pucat.

" Finish, Cakep juga gue ya " ucap Yuan dengan percaya diri.

Yuan pun menarik tas nya dan keluar dari kamar menuju dapur, untuk izin ke mamah nya.

" Wah anak mamah mau kemana, udah cantik begini " ucap sang mamah.

" Hehe, Yuan izin mau ke rumah Bryan mah, mau nganterin buku "  balas Yuan yang menenteng tasnya.

Sang mamahnya pun mengangguk " yaudah hati hati di jalan, jangan pulang malam malam oke "

" Siap mah " balas Yuan dan berpamitan mencium tangan mamahnya.

Yuan pun keluar dari gerbang rumah nya dan berjalan menuju rumah Bryan, Yuan tak memakai sepedanya karena dia malas, alhasil dia berjalan kaki saja, setelah 15 menit pun Yuan sampai di rumah Bryan, ia pun menekan bel rumah, dan muncul lah seorang wanita seumuran mamahnya yang tak lain adalah bunda Bryan.

" Assalamualaikum bunda, apakabar? " Ucap Yuan tersenyum, dan mencium tangan bunda Bryan.

" Waalaikumsalam sayang, Alhamdulillah baik, pasti mau cari Bryan ya " balas bunda Bryan.

" syukurlah, eh nggak ko bunda ini cuma mau ngasih buku aja " ucap yuan kikuk.

" Ooh iya, yauda sini masuk dulu, Bryan lagi mandi masuk aja tuh ke kamarnya, yang pintunya terbuka " ucap bunda Bryan.

" Ehh iya bunda, Yuan ke atas dulu ya " balas Yuan dan mencium pipi bunda Bryan.

" Oke, ada ada aja kamu " ucap bunda berlalu ke dapur.

Kedekatan antara Yuan dan bunda Bryan sudah dari dulu, disaat Yuan masih kecil dia sering bermain sama bunda dan alhasil Bryan pun ikut bermain, Yuan sudah menganggap bunda seperti mamahnya sendiri, jadi jangan heran kalau mereka berdua sangat dekat.

Yuan pun menaiki tangga menuju kamar Bryan, Yuan pun langsung nyelonong masuk tanpa mengucap salam.

" astaghfirullah, Lo ngagetin yaaa kek hantu.. kata Lo pintu dibuat untuk di ketuk, kenapa Lo nggak ketuk pintu " ucap Bryan yang keluar dari kamar mandi.

" Hehee, ya orang pintunya udah kebuka " ucap Yuan cengengesan.

" Lo bawa buku gue " ucap Bryan didalam walk in closet.

" Iyaaa bawa dong " balas Yuan kencang.

" Anak pintar " ujar Bryan keluar dengan menyisir rambut nya.

Yuan yang melihat Bryan hanya menelan ludah secara kasar. Yuan baru sadar kalo Bryan itu tampan.

" Yaallah, ciptaan Tuhan yang manakah yang engkau dustakan? Kenapa si Curut ganteng banget dah, aduhhhh ngga kuat liatnya " batin Yuan dan bergeleng geleng.

" Woy Lo beneran budek ya!! "  Teriak bryan disamping  Yuan.

" Eeeh, sorry lo ngomong apa tadi " ucap Yuan akward

" Mana buku nya " balas Bryan jengah.

" Nih " ujar Yuan langsung menyodorkan.

" Thanks, Lo kenapa tadi bengong ngeliatin gue, sambil geleng geleng lagi, Lo kenapa sih " ucap Bryan  sambil menatap Yuan.

" Eeeeh gue ngga papa elah, yauda gue pulang dulu ya mau magrib " balas Yuan kaku.

" Alah Lo ngeliatin gue ganteng kan? Gue emang ganteng kali gausah di liatin " ujar Bryan percaya diri.

" Yeeee pede banget lo, gue tadi cuma liat ada lalat di rambut Lo " balas Yuan kesal.

Bryan hanya geleng geleng melihat tingkah Yuan, sebenarnya Bryan tau kalau Yuan bohong, dari tatapan matanya yang rada bingung.

" Nggak mungkin ada lalat di rambut gue, rambut gue tuh habis gue keramas jadi wangi, sekarang Lo liat disini emang ada lalat " tanya Bryan.

" Hehe nggak, yaudah deh Lo emang ganteng, gue pulang dulu yaaa " ucap Yuan pasrah.

" Ngaku juga kan, nggak nanti aja habis Isa sekalian nanti gue antar " balas Bryan santai.

" Yaudah deh " ucap Yuan lagi lagi pasrah, dan di angguki Bryan.

Di dapur..

Bunda Bryan sedang memasak untuk makan malam, yang di bantu oleh mbok Tuti.

Bunda POV's

Yuan pasti suka deh sama masakannya, soal Yuan dan Bryan menurut aku sih dia nggak bakal bisa terpisah, aku hanya takut jika Yuan telah lulus dan kuliah di luar negeri pasti Bryan akan kehilangan, semoga tidak ada apa apa bagi mereka.

" Mbok saya ke kamar Bray dulu ya " ucap bunda.

" Ooh Iya buk " balas si mbok.

Dikamar..

" Bray minjem dong hp nya gue mau kepoin orang nih, hp gue kan di cas " ucap Yuan maksa.

" Tuh ambil aja " balas Bryan.

Bryan sedang menulis diary, siapa tau penting untuk suatu hari nanti.

" Bray, pacar Lo nelfon nih, di angkat apa nggak " ucap yuan yang di dengar bunda Bryan.

" Angkat aja tapi Lo yang ngomong, bilang aja gue lagi nulis " balas Bryan dan di angguki Yuan.

" Hallo " ucap Yuan santai dan di speaker oleh Yuan

" Hallo, Loh ko cewe yang angkat, Lo siapa " tanya Nesya.

" Lo lupa sama gue, gue Yuan " jawab Yuan seadanya.

" Kenapa Lo yang angkat sih, mana Bryan, gue mau ngomong " ucap Nesya kesal. Yuan pun tertawa mendengarnya.

" Ada tuh Bryan lagi nulis ngga bisa di ganggu " balas Yuan.

" Yaudah deh, awas Lo macem macem sama pacar gue " ancam Nesya.

" Iyeee gue tau, gue bukan murahan yaa yang bisa rebut pacar orang, APALAGI SELINGKUH " ucap Yuan  sengaja di tekan kan.

" Maksud Lo apa " ujar Nesya.

" Udah lah gue sibuk, inget jaga Bryan , jangan sampe Lo nyakitin dia, dia sayang sama Lo " ucap Yuan tersenyum kecut, dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

Yuan pun mengembalikan hp nya ke Bryan, disaat ia berdiri ternyata ada bunda Bryan sedang menatap Yuan.

" Bu.. bunda, ngapain disitu sini masuk " ucap Yuan.

" Ehh iyaa, kamu kenapa Yuan " balas bunda Bryan.

" Nggak ada apa apa ko bunda " ucap Yuan tersenyum.

" Yaudah yuk solat berjamaah, Bryannnn... Buruan wudhu kita solat berjamaah " teriak sang bunda.

" Oke bunda, Bray gue dulu yang wudhu " ucap Yuan.

" Yeeee buruan " balas Bryan.

Mereka pun solat Maghrib berjamaah, Bryanlah imamnya, setelah solat Yuan dan Bryan berkumpul di ruang tv bersama bunda dan si mbok.

" Bryan kamu udah punya pacar, kenapa kamu ngga kasih tau bunda " ujar bunda langsung menatap  Bryan dan diakhiri dengan menatap Yuan penuh arti dan tanya.

Hey guys segitu dulu yaaa

Jangan lupa tinggalkan vote, follow... bye byee