webnovel

Real Friend

Aku tidak tahu sebanyak apa orang membenci ku, aku pun tidak peduli dengan orang-orang terdekat ku yang tidak menganggap ku, karena pada dasarnya mereka semua sama, sama-sama akan menghilang. Jika aku diciptakan untuk merasakan cinta itu semua salah, cinta dari orang-orang terdekat ku pun aku tidak pantas untuk mendapatkannya, dan tidak akan pernah merasakannya, kecuali dari wanita yang melahirkanku dan sahabatku. tidak tahu kenapa aku harus menyukai dan mencintainya, kenapa harus sahabatku sendiri padahal banyak manusia diluaran sana. Entahlah aku pun tak mengerti, biarkan semua berjalan dengan sendirinya. Inilah kisah ku, kisah seorang wanita remaja yang jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri.

Meritaadelinaa · Urbain
Pas assez d’évaluations
21 Chs

#21

Pagi yang terlihat sepi, tetapi,

Mentari telah menanti.

meritaadelinaa_

Pagi ini terlihat seperti biasa saja, tetapi tidak dengan Yuan, ia sangat senang hari ini, karena ia akan pergi ke villa Omanya yang berada di Bandung. Yuan bukan hanya ingin sekedar liburan saja, tetapi ia juga sangat merindukan Oma nya.

Kini gadis ini sedang mempacking bajunya yang akan ia bawa ke villa. Tak butuh waktu lama Yuan sudah menyelesaikannya, Yuan segera turun kebawah menghampiri mamahnya yang sedang memasak sarapan .

Yuan berdiri di samping mamahnya " mah baunya enak banget, jadi pengen buru-buru makan " ucapnya dengan cengiran

Karina menggeleng melihat tingkah anaknya yang satu ini " sebentar lagi matang, kamu duduk aja " balasnya sambil mengacak rambut Yuan gemas

Yuan duduk di tempat makan, ia mengamati mamahnya yang asik memasak, ia pikir mamahnya akan mencari orang buat bantu-bantu mamahnya masak atau beres-beres rumah, tapi nyatanya tidak.

" Mah kenapa mamah nggak cari ART, biar mamah tuh nggak capek " ucap Yuan menatap punggung mamahnya sambil memainkan sendok ditangannya.

Karina tersenyum mendengar perkataan anaknya, ia segera mematikan kompor dan menghidangkan makanan itu di meja makan " kamu tenang aja, awalnya mamah masih bisa sendiri, tapi kadang mamah suka pulang malam karena kafe ramai, jadi mamah udah yakin kalau butuh ART, mamah udah cari ko " tuturnya sambil mengambilkan nasi untuk anaknya.

Yuan berbinar mendengarnya " terus udah dapet belum mah? " Tanya Yuan antusias.

Karina mengangguk puas " udah ko, nanti sekitar jam delapan sampai "

Yuan senang mendengarnya " emang orang mana mah " ucap Yuan sambil menyendok kan makanannya kedalam mulut.

" Bogor sayang " balas Karina ikut memakan makanannya, Yuan hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.

Setelah selesai sarapan pagi Karina dan Yuan bergegas untuk mandi, karena sebentar lagi mereka akan berangkat ke Bandung. Semua sudah mereka siapkan, tinggal oleh-oleh untuk Omanya yang belum, mereka akan membelinya nanti.

Yuan sudah selesai mandi, ia menggunakan kaos putih polos, celana jeans panjang medium, dan sepatu Converse all star peach. Rambutnya ia biarkan terurai dengan jepit rambut berwarna putih disisi kanannya. Yuan turun menuju ruang tv untuk menunggu mamahnya.

" Nak udah siap belum " teriak mamahnya dari atas.

" Udah Mahh " balas Yuan tak kalah kencang.

Disaat Yuan ingin menyalakan tv, bel rumah nya berbunyi, pertanda ada tamu. Yuan segera membuka pintunya, yang pertama Yuan lihat adalah wanita sekitar lima puluh tahunan, ia yakin ini ART yang di kerjakan mamahnya.

" Permisi non apa benar ini rumah ibu karina? " Tanya wanita itu kepada Yuan.

Yuan menganggukinya " iya benar saya anaknya, sini buk silahkan masuk " wanita itu menganggukinya.

Mamah Yuan datang dengan raut wajah yang berbinar " wah udah datang tamunya, saya buatkan minum dulu tunggu sebentar ya buk " ucap mamah Yuan, tetapi wanita itu mencekal tangan Karina.

" Tidak usah nyonya " ucap wanita itu.

Karina pun tersenyum menganggukinya " nama ibu siapa? "

" Nama saya Ratih nyonya " ucapnya.

Karina mengangguk mengerti " jangan panggil saya nyonya, panggil saja ibu, o iya nama saya Karina, ini anak saya namanya yuanrae jane " tutur Karina tersenyum

" Panggil aja Yuan buk " balas Yuan menimpali

Ratih mengangguk paham " panggil saya mbok aja neng " jawab Ratih tersenyum, Yuan mengiyakan perkataan mbok ratih itu.

" Jadi gini mbok, saya dan Yuan mau pergi ke Bandung tempat mamah saya, jadi mbok ratih sendiri dirumah ini Nggak papa kan " ucap karina menatap mbok ratih

" Iya Nggak apa-apa atuh, saya sudah biasa jadi ART ditinggal majikan sendiri " balas Ratih terkekeh.

Karina mengerti " jadi kamar mbok Ratih ada di dekat kamar tamu ya " ucap karina sambil berdiri dan di angguki Ratih.

Karina tidak memberikan kamar khusus pembantu, menurutnya semua manusia itu sama, ia juga pernah merasakan hidup sulit, apalagi mbok Ratih merupakan orang tua, dan ia baik, jadi kita semua sama.

Karina mengambil barang yang mbok Ratih bawa untuk ia taruh kekamar mbok Ratih.

" Mbok ratih boleh ngapain aja dirumah ini, silahkan mau di apain juga, saya berangkat sekarang ya mbok, hati-hati dirumah " ucap mamah Yuan girang dan menuju keluar rumah.

Yuan yang melihat mamahnya sudah keluar ia langsung menyambar Sling bag nya dan menuju mbok Ratih dahulu " mbok, Yuan pergi dulu ya, mbok hati-hati dirumah, o Iya mbok, kalo ada orang kesini atau temen Yuan nanyain kemana, mbok bilang aja lagi pergi ada urusan penting, gitu ya mbok " Tutur Yuan tersenyum.

Mbok Ratih terkekeh mendengarnya " siap neng " balas Ratih hormat.

Yuan tertawa melihatnya, Yuan menaiki mobilnya duduk di samping mamahnya, Karina yang menyetir karena ia tak suka kalau harus memakai sopir.

" Hati-hati!!! " Teriak mbok Ratih sambil melambaikan tangannya

Mereka menganguk mengiyakan. Mobil Mereka sudah keluar dari pekarangan rumah nya. Kini tinggalah mbok Ratih sendirian.

" Mereka baik syukurlah " ucap mbok Ratih mengelus dadanya dan tersenyum, mbok Ratih pun langsung memasuki rumah.

*******

Dijalan Karina fokus menyetir sambil bersenandung sesuai lagu yang ia putar. Sedangkan Yuan ia mengamati wajah mamahnya yang sedang bersenandung itu, menurutnya mamahnya sangat cantik, tetapi dibalik wajahnya yang cantik tetap ada raut wajah yang lelah.

Karina yang merasa sedang di perhatikan langsung menoleh " Nggak usah diliatin, mamah tau kalau mamah cantik " ujarnya dengan percaya diri, tetapi itu memang faktanya.

Yuan memutar bola matanya malas " iya Yuan juga tau " balasnya sambil memakan cemilannya

Karina mengangkat satu alisnya " terus Kenapa dilihatin "

Yuan menggeleng " mah, kalau mamah capek nyetirnya bilang ya, nanti biar Yuan yang gantiin " ujar Yuan dengan tulus.

Karina tersenyum mendengarnya " Nggak usah, mamah bisa ko, mamah kan kuat " balasnya dengan penuh semangat

Yuan kesal dengan penuturan sang mamah " mah Yuan serius!! "

Karina ingin sekali Tertawa melihat putrinya yang kesal " iya-iya siap " balas Karina tersenyum.

Yuan ikut tersenyum mendengarnya. Mereka sudah membeli oleh-oleh untuk Oma, kini mereka melanjutkan perjalanannya, Yuan tak henti-hentinya mengoceh dan ngemil. Karina melihatnya hanya geleng-geleng.

Cemilan di tangan Yuan sudah habis tak tersisa, kini matanya celingak-celinguk mencari penggantinya

" Mah Snack nya Emang habis ya? Keknya tadi Yuan beli banyak deh " tanyanya sambil melirik mamahnya

Karina menggeleng " itu masih di box " sambungnya

Yuan hanya mengangguk-anggukan ucapan sang mamah. Yuan jengah melihat jalanan yang selalu macet " yah macet, Nggak asik " gumamnya yang masih terdengar oleh Karina.

" Sebentar lagi sampai " ujar Karina sambil mengupas permen mintz nya.

Yuan mengamatinya kembali " mamah kek Sasa aja suka permen, semua jenis permen di beli sama dia " ucap Yuan jadi rindu dengan kedua sahabatnya.

Karina tahu Yuan pasti sedang merindukan kedua sahabatnya itu" sabar aja sebentar lagi kan libur usai "

Lanjutnya. Yuan hanya mengangguk anggukan kepala, ia melihat jalanan yang masih macet, kenapa tak kunjung selesai macetnya. Entahlah.

Sudah satu jam mereka terjebak macet, akhirnya jalanan kembali normal, Karina mengemudi dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai villa mamahnya. Sekarang waktu menunjukkan pukul dua siang lebih, Setelah Beberapa jam kini mereka sudah sampai di villa Omanya, sungguh sangat beda diluar dugaan Yuan, suasananya sangat indah dan asri.

Mereka di sambut dengan hangat oleh Omanya, dan pekerja rumah Omanya. Karina langsung menghambur ke pelukan sang mamah tercintanya, karena mereka sudah lama tidak bertemu Karina benar-benar merindukannya.

Yuan yang melihat mamahnya memeluk Omanya ia langsung ikut memeluknya, Yuan juga sangat merindukannya, Omanya masih terlihat seperti orang muda bisa dibilang awet muda, walaupun usianya sudah menginjak kepala 6, tetapi masih sehat bugar.

Omanya bernama sanesdha keturunan Jepang-indonesia, mamah nya orang Jepang dan ayah nya Indonesia. Omanya langsung mengajak mereka masuk kedalam, Yuan melihat seisi ruangannya ternyata masih sama tak berubah.

" Yuan, Karina, kamar kalian di atas ya nak masih sama " tunjuknya dan di angguki keduanya

Yuan membawa barang bawaan nya ke atas, dia menaruh nya dan langsung menjatuhkan dirinya di atas ranjang, sungguh suasana di sini sejuk sekali, hingga Yuan tertidur pulas.

" Karina gimana kehidupan kamu di Jakarta nak? " Tanya sanesdha mengelus rambut anaknya

Karina tersenyum manis " baik mah, tercukupi, cuma Yuan kesepian kalau karina lagi kerja, tapi sekarang Karina udah ada asisten rumah kok mah jadi lebih tenang aja "

" Ayah Yuan gimana? " Tanya sanesdha ingin tahu

Karina menggeleng lalu memeluk mamahnya erat, sanesdha mengerti pasti mantan suami anaknya ini tidak pernah peduli dengan anaknya, sanesdha merasa iba.

********

Seorang ibu dan anak terlihat sedang berdebat membicarakan apa masalahnya dengan Yuan. Mereka adalah Bryan dan bundanya, mereka berdebat kenapa Yuan tak pernah berkunjung ke rumah ini lagi.

Bunda Bryan jengah melihat anaknya yang tak kunjung menjawab pertanyaan nya " Bryan kamu dengerin Bunda nggak sih!!

Bryan mengacak rambutnya kasar, ia duduk dan memegang tangan bundanya " Bun, Bryan nggak tahu harus gimana lagi, Yuan selalu fitnah pacar Bryan kalau Nesya itu selingkuh dari Bryan, Bryan ya Nggak percaya lah Bun "

Deswita berpikir sejenak, mungkin ada benarnya yang dibilang Yuan " dulu sebelum kamu punya pacar, kamu selalu sama Yuan kan nak, kemana-mana berdua, kalian berdua sahabatan, lebih dulu kalian sahabatan kan dari pada kamu pacaran. Emang kamu udah bisa buktiin kalau Nesya nggak selingkuh, belum kan?? Terus kamu nggak percaya sama Yuan sahabat kamu sendiri, pasti Yuan sakit hati, pasti Yuan sangat kecewa sama kamu nak!! " Ujar bundanya emosi

Bryan mencerna perkataan bundanya, memang benar yang di katakan bundanya, Bryan menyesal, entahlah ia bingung " Bun Bryan sempet bentak-bentak Yuan waktu itu, maafin Bryan bunda " ujarnya parau

Bundanya terkejut mendengarnya " Bunda Nggak pernah ngajarin kamu bentak-bentak Bryan!! Yuan nggak pernah di bentak sama mamahnya Bray, pasti Yuan sakit hati, bunda kecewa sama kamu Bray "

Bryan benar-benar bingung ia harus percaya siapa

" Maaf bun, Bryan harus apa " tanyanya

" Jangan minta maaf sama bunda, minta maaf sama yuan " Deswita mengelus rambut Bryan " coba kamu kerumahnya "

Bryan mengangguk " makasih bunda "

Bryan beranjak dari kamarnya menyambar kunci motor dan langsung menuju rumah Yuan, ia butuh penjelasan yang benar-benar jelas.

Bryan memencet bel rumah Yuan, terlihat sepi, tak lama kemudian wanita paruh baya yang membukanya, Bryan merasa asing dengan wanita ini

" Cari siapa ya jang? " Tanya mbok Ratih

" Saya cari Yuan buk, Yuan nya ada " balas Bryan tersenyum.

" Maaf jang, neng Yuan nggak mau di kasih tau sekarang ada dimana, neng Yuan dan ibu lagi pergi jang " jawab mbok Ratih sopan

Bryan menganggukinya " ibu pekerja baru disini ya " tanya Bryan ramah

Mbok ratih mengangguk " iya Jang, panggil aja mbok Ratih "

" Iya mbok, perkenalkan nama saya Bryan, sahabat Yuan " tuturnya

" Yaudah kalau gitu saya pamit duluan ya mbok, hati-hati dirumah " ujarnya penuh perhatian

" Iya jang pasti "

Bryan langsung Melesat ke tempat yang mungkin ia tahu keberadaan Yuan sekarang dimana, dalam perjalanan Bryan tak henti-hentinya memikirkan Yuan.

Tiga jam sudah Bryan di perjalanan dan akhirnya sampai di sebuah villa Omanya Yuan.

Bryan menekan bel tak berselang lama munculah Karina, Karina tersenyum pada Bryan, Karina tahu pasti Bryan ingin bertemu anaknya siapa lagi kalau bukan Yuan " assalamualaikum Tante " salam Bryan sambil mencium tangan Karina

" Waalaikumsalam nak, pasti mau bertemu Yuan ya, sini masuk dulu " ujar Karina hangat

Bryan mengangguk " iya tante, Bryan disini aja Tante nggak papa, mau bicara penting sama Yuan "

Karina mengangguk mengerti " sebentar ya Tante panggilin Yuan dulu " Bryan mengangguk

Sekarang waktu menunjukkan pukul Lima sore lebih, Yuan yang masih melamun dan terkejut dengan kedatangan mamahnya " kenapa mah? " Tanya Yuan heran

Karina terperangah melihat putrinya yang cantik ini " ada orang yang lagi nunggu kamu di luar, buruan gih samperin "

Yuan bingung, pasalnya tak ada yang tahu kalau Yuan berada di Bandung " eh iya mah, sebentar Yuan pakai sweater dulu " karina keluar menuju dapur

Yuan hanya memakai celana pendek di atas lutut berwarna putih dan baju pendek dibalut dengan sweater berwana hitam, ia langsung turun menemui orang tersebut, Yuan terkejut melihat Bryan sedang duduk di bangku taman di samping, tetapi Yuan memasang wajah yang terlihat biasa saja.

Yuan duduk di samping Bryan, ia bingung kenapa Bryan ada disini. Bryan langsung menoleh kearah Yuan, Yuan sangat cantik menurutnya, Kenapa ia baru sadar, Bryan teringat dengan tujuannya kesini, ia tepis pikiran itu semua.

" Gimana kabar Lo, setelah ngejauh dari gue " ujarnya menatap Yuan

Yuan memandang Bryan sebentar lalu tatapannya lurus kedepan lagi " seperti yang Lo lihat " balas Yuan sekenanya.

" Gue butuh penjelasan dari Lo kalau Nesya benar-benar selingkuh dari gue, buat gue percaya Yuan " ucap Bryan penuh harap

Yuan tersenyum sinis mendengar perkataan Bryan yang penuh harap " apa yang harus dijelasin, gue nggak maksa Lo buat percaya sama gue, masih ada yang lebih percaya gue. Lo jauh-jauh cuma mau ngomongin ini, nggak ada kepastian ya di hidup Lo "

Bryan sempat terpancing emosi mendengar penuturan Yuan yang memang itu faktanya " bukannya sahabat saling percaya? " Tanya Bryan sambil mengamati wajah Yuan yang lurus kedepan tanpa ingin menatapnya.

Yuan berdecih, pertanyaan macam apa ini, bukankah itu terbalik " emang Lo percaya sama gue? menurut Lo gue sahabat Lo? bukannya Lo pernah bilang gue bukan siapa-siapa?? " ujarnya, air mata Yuan ingin mengalir tapi ia urungkan.

Bryan merasa tersindir, tapi yang Yuan katakan itu benar, begitu bodohnya Bryan " gue kelepasan, Gue emosi waktu itu Yuan!! " Balasnya sambil memegang pundak Yuan.

Yuan menyingkirkan tangan Bryan dari pundaknya, Yuan tak habis pikir " gue nyatain yang memang itu benar aja Lo udah emosi, gimana kalau gue bohong dengan perkataan gue waktu itu!! "

Benar ujar Yuan, tapi ia masih tak mengerti " gue ngga tahu harus percaya siapa Yuan " balasnya menghela nafas gusar.

Hey guys segitu dulu ya partnya, tunggu part selanjutnya yaa, jangan lupa beri suara klik bintang di bawah byeee byeee

Salam hangat

Meritaadelinaa