webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
377 Chs

CH.185 Jalan Baru

Minggu kedua bersama Shin dan Lala membuatku semakin ceria dan bahagia dari hatiku yang terdalam. Rasanya seminggu itu berjalan sangat indah dan betapa ringannya perasaanku terlepas dari beban dan rantai yang membelengguku dari mencari kebahagiaan itu.

Sekarang aku sudah mengerti arti dari hidupku, arti kenapa aku ada, arti bagaimana aku harus bertahan hidup karena aku tidak sendiri. Bukan hanya kebahagiaan yang aku dapatkan dalam waktu dua minggu, yang terpenting adalah aku memiliki kelegaan dan pencerahan akan bagaimana aku menapaki jalan baru yang sebelumnya tertutupi oleh kegelapan kelam.

"Sayang sekali kita sudah harus berpisah lagi. Padahal kalau Rie mau, tinggal bersama kami selamanya pun tidak apa-apa. Kami sudah menganggap Rie sebagai keluarga, jadi kalau tinggal bersama kami semuanya akan terjamin."

"Uhhh, tante sudah mau pulang saja. Padahal Tzusumi baru saja punya teman mengobrol dan bermain. Tidak bisakah tinggal bersama kami selamanya?"

"Sush, mama dan anak sama saja. Jangan membebani Rie dengan hal seperti ini. Biar semuanya ditentukan oleh Rie sendiri. Namun jangan sungkan Rie kalau akhirnya kau membutuhkan bantuan kami dan datang kepada kami, tangan kami terbuka untuk menerima kehadiranmu kapan saja."

"Fufu, baiklah aku akan mengingatnya. Kalau begitu semuanya, selamat tinggal, sampai jumpa nanti lagi saat waktu yang tepat datang."

Walau hanya dua minggu, tetapi rasanya sudah seperti satu tahun saja karena setiap harinya dipenuhi oleh kebahagiaan dan kelepasan hatiku dari kegelapan. Akhirnya aku benar-benar menjadi dewasa dalam usia mentalku. Tidak kusangka sebenarnya perubahan akan terjadi kepadaku dengan drastis dalam waktu kurang dari satu minggu.

"Ah tante tunggu sebentar."

"Tante, menunduklah sedikit."

"Huh? Baiklah."

Begitu aku menundukkan kepalaku sedikit, tiba-tiba saja Tzusumi menaruh sesuatuku di rambutku. Aku tidak tahu ini apa, tetapi rasanya seperti jepit rambut. Apa Tzusumi berniat memberiku hadiah perpisahan supaya aku mengingatnya dan memastikanku untuk kembali menemuinya suatu saat? Hahaha, baiklah, aku akan melakukannya suatu saat.

"Tidak banyak yang bisa kusiapkan dari waktu kurang dari seminggu, tetapi aku membuat itu sendiri, semoga tante suka."

"Terima kasih Tzusumi, tante akan merawatnya dengan baik."

Hadiah… apa aku pernah mendapatkannya sebelumnya? Huh… kurasa tidak seingatku. Jadi, hadiahku setelah puluhan tahun hidup adalah sebuah jepit rambut? Dalam keadaan biasa aku pasti akan tertawa, tetapi saat ini aku hanya bisa menunjukkan bahwa aku menghargainya dan membalasnya dengan senyuman hangat.

Benar juga, sejak dulu setiap kali aku tersenyum, yang ada itu hanya sebatas senyuman dingin atau senyuman penuh maksud sebagai pengusaha. Namun sekarang aku mempelajari senyuman yang paling luar biasa dan punya banyak makna, benar… itu adalah senyuman hangat yang membawa orang lain kepada kebahagiaan juga.

"Ahh-"

"Tzusumi, sudah, jangan membuat tante Rie lebih lama berbicara dengan kita. Nanti tante Rie bisa terlambat dan tidak bisa pulang ke rumahnya."

"Uhhh… baiklah."

Lucunya… walau umurnya sudah hampir ratusan tahun, tetapi dirinya benar-benar punya jiwa mental anak 10 tahun, bahkan lebih muda. Mungkin tidak ada salahnya aku memang pergi ke dunia Heresia menemui mereka. Tidak ada salahnya, malah semuanya benar. Huh, benar-benar membuatku bisa tertawa saja.

Biar pun hanya dua minggu, tetapi aku akan mengingat ini dalam memoriku selamanya di mana aku akhirnya mulai belajar banyak hal baru dan tersadar dari jalan yang salah. Kalau memori ini terus ada, seberapa jauh aku tersesat, pasti aku akan kembali ke jalan yang benar.

Setelah mengucapkan salam perpisahan, aku langsung kembali ke duniak, dunia Logiate. Kali ini aku akan melakukan semua menurut keinginanku. Sudah cukup aku memaksakan diri melakukan yang sebenarnya tidak aku inginkan. Kebebasan, itu yang aku akan dapatkan sebagai tujuanku di dunia Logiate. Baru setelah itu, aku bisa dengan tenang tinggal di dunia Heresia.

"Fuh~ seharusnya badanku lelah setelah pergi dua minggu bersenang-senang, tetapi tubuh ini kan tidak mengenal rasa lelah."

Mungkin bukan lelah untuk menunjukkan apa yang dirasakan tubuh ini. Sama seperti mesin-mesin lainnya, tubuh android ini pun terbuat dari banyak mesin. Walau tidak rusak, pada saatnya beberapa bagian kompartemen akan menjadi kehilangan fungsinya. Baru setelah itu bagian kompartemen yang sudah tidak bisa digunakan lagi, diganti dengan yang baru.

Namun kalau dipikir-pikir lagi, memang aku ingin mencari kebebasan dari semua tekanan dan beban yang sudah kulepaskan dengan bantuan Shin dan Lala, tetapi ada hal lain yang harus dipertimbangkan. Banyak hal yang masih terikat kepadaku di dunia Logiate, papa, mama, teman-temanku, juga perusahaan, ah mungkin juga pemerintahan negara ini.

Tindakanku mempunyai banyak pengaruh ke berbagai macam bidang yang ada. Jadi sebaiknya aku berjalan pelan-pelan sambil menghilangkan rantai yang masih mengikatku dari semua hal merepotkan ini. Di saat itulah nanti aku baru bisa bebas dan melakukan semua hal yang sudah lama tidak bisa kulakukan. Tidak ada salahnya bukan berhati-hati?

"IAI, persiapkan mobilku begitu aku mendarat di bandara."

"Dimengerti nona Rie."

Ngomong-ngomong IAI dan ELISBETH tidak bisa digunakan di dunia Heresia karena satelit yang kupakai untuk menjalankan mereka berdua adalah satelit dunia Logiate. Sebenarnya bisa, asalkan aku bisa saja mengakses satelit dunia Heresia dan akhirnya mendapatkan koneksi dengan kedua kecerdasan buatanku itu.

Makanya ketika aku barusan melihat orbit dunia Logiate dan banyak satelit di sekitarnya, aku langsung mengaktifasi IAI dan ELISBETH. Oh ya, untuk sekarang ELISBETH belum mempunyai banyak fungsi seperti IAI, tetapi nanti akan kucari hal lain yang bisa ditangani ELISBETH. Tidak mungkin bukan aku membuat dua kecerdasan buatan untuk kupakai dan punya fungsi yang sama? Itu akan jadi percuma pastinya.

Oh aku tahu, bagaimana kalau aku mencoba masuk ke satelit dunia Heresia dan mendapatkan akses atas sebagian kecil wilayah yang ada untuk diberikan kuasanya pada ELISBETH? Itu percobaan yang baru, biar nanti saat aku pulang aku akan melakukannya dengan sepenuh hatiku. Menantang hal yang kelihatannya mustahil itu menyenangkan.

"Ternyata perbedaannya memang signifikan ya… dunia Logiate dan dunia Heresia."

"Nona Rie, mobil nona sudah datang, silahkan masuk."

Tunggu, walaupun selama ini IAI menerima perintah dariku, tetapi setiap perintah dalam bentuk program yang kutanamkan kepadanya itu tidak akan lulus uji Turing. Seingatku uji Turing akan membedakan mana yang AI berbicara, mana manusia yang berbicara. Kalau pengecek mengira AI itu manusia dengan balasan yang logis, AI itu lulus uji Turing. Jadi istilahnya AI lulus uji Turing itu akan membuatnya semakin 'manusiawi'.

Namun itu urusan nanti, untuk sekarang aku tangani saja dulu masalahku yang belum selesai. Rasanya meninggalkan masalah yang belum kuselesaikan itu menanggung sekali. Istilahnya kalau membersihkan lahan dari rumput liar, tetapi tidak sepenuhnya, pasti rumput liar itu akan tumbuh lagi. Jadi masalah harus dibersihkan tuntas supaya tidak menambah masalah baru lagi.

"Aku pulang, papa, mama, teman-teman."

"Rieee!! Rie… Rie… ohh Rie…."

Err… mama kenapa ya kok tiba-tiba setelah aku pulang, masuk ke dalam rumah dan memberi tahu orang rumah kalau aku pulang, langsung memelukku dengan begitu erat? Ugh, pelukannya terlalu erat sampai aku terbawa oleh kekuatan mama dan tidak bisa melepaskannya dengan paksa. Sebaiknya aku memprediksi ini jadi aku mempertimbangkan apa yang akan terjadi.

"Uhh… aku pulang ma."

"Rie! Betapa mama merindukan Rie selama dua minggu ini. Mama begitu khawatir kalau Rie kenapa-kenapa, kalau Rie tiba-tiba mengalami masalah besar, atau misal tiba-tiba Rie tidak bisa pulang selamanya. Jadi mama bersyukur Rie juga pulang."

Hah~ hanya karena itu? Sekarang aku jadi penasaran dan bingung kan? Mama sendiri yang menyuruhku pergi, mama sendiri juga yang khawatir berlebihan. Sebaiknya aku menenangkan mama, kalau tidak aku tidak akan bisa lepas dari situasi yang menyesakkan ini. Juga sebenarnya niatnya nanti aku mau memberi tahu papa dan mama soal rencanaku, tetapi kalau tahu mama begini mana bisa?

Rupanya berjalan di jalan yang benar dan baru ini tidak mudah juga ya? Masih ada banyak hal yang harus kutangani sebelum kedamaian yang sejati kudapatkan. Jangankan soal mudah, masalah yang sekarang ada masih terlalu kompleks. Mungkin memang benar, butuh buat aku beberapa tahun lagi bekerja sebelum akhirnya aku tinggal independen.

"Rie tidak kenapa-kenapa kok ma, tenang saja. Justru sesuai kata-kata mama, dengan Rie pergi berjalan-jalan dan mengistirahatkan otak Rie, Rie jadi kembali segar lagi otaknya."

"Baru saja mama ingin menanyakan itu, tetapi kelihatannya benar-benar tidak apa-apa ya? Ya sudah deh, sebaiknya Rie istirahat saja sana. Pergi setelah sekian lama membuat otak Rie lelah dan terkejut karena perbedaan dua tempat."

Benar juga, perbedaan dua tempat. Begitu aku sampai di dunia Heresia, aku langsung membandingkan dua dunia ini, hal yang sama juga ketika aku kembali ke dunia Logiate. Nyatanya orang pasti akan membandingkan tempat yang dituju untuk berlibur dengan tempat yang biasanya menjadi kediaman atau lain kata rumah.

Tidak membandingkan dua tempat itu hampir mustahil, buktikan saja tanpa berpikir keras. Itu semua karena refleks otak yang sudah terlatih sejak dulu waktu masih kecil bahwa akan ada hal menarik di tempat yang dituju. Makanya begitu sampai, pasti akan mencari perbedaannya yang jelas dan muncullah sifat yang selalu membandingkan dua tempat atau bahkan lebih.

"Mama memang tahu jelas tentang Rie. Baiklah Rie akan istirahat dulu. Mama juga sebaiknya istirahat, sudah malam lho ini. Teman-teman saja pasti sudah tidur juga."

Sebenarnya aku sedikit terkejut mengetahui mama belum tidur. Aku mengatakan salam aku pulang saja dengan suara yang pelan supaya hanya orang yang dekat saja yang bisa mendengarkan suaraku. Malahan kelihatannya hari ini mama menunggu aku di dekat pintu mengharapkan aku pulang. Biar kutebak, kalau aku pulang lebih lama misal tengah malam, pasti mama juga masih ada menyambutku.

"Uhh ya sudahlah, karena sudah memastikan Rie pulang dengan selamat, akhirnya mama bisa tidur dengan tenang. Selamat tidur Rie."