"Kak? Tadi itu apa?" Darwin akhirnya bersuara setelah diam lama mencerna tindakan Adhi yang menurutnya benar-benar mengejutkan.
Regina menggeleng pelan. "Aku juga tidak tau, Win." Jangankan Darwin, Regina saja tidak mengerti dengan apa yang barusan terjadi itu. Dia seolah membeku dibuatnya. Adhi ini benar-benar tidak bisa ditebak. Bisa tiba-tiba dingin, bisa tiba-tiba tak tersentuh, dan tadi maupun barusan pria itu tiba-tiba bersikap manis.
"Dia sepertinya punya kelainan jiwa," komentar Regina setelah berusaha menemukan kalimat yang pas tapi hanya kelaian jiwa yang bisa dia temukan.
Darwin terkekeh pelan. "Aku tidak mengabari papa mama karena takut mereka khawatir. Tidak masalah, kan?" tanya pria itu kembali menatap kakak perempuannya itu.
Regina mengangguk mendengar penuturan adiknya. "Iya. Tidak perlu bilang mereka. Toh cuma sakit perut biasa." Regina mencari-cari ponselnya dan dia tidak menemukan dimanapun dia mencari.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com