Isakan itu terdengar begitu menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Isakan yang sarat akan kepiluan dan kerinduan yang mendalam. Membalas peluk wanita itu, Adhi mengusap punggung kurus itu naik-turun, memcoba menyalurkan kekuatan. Riani selalu begini setiap habis berkunjung ke makam orangtuanya. Dia yang memiliki pribadi ceria, akan selalu meredup dan mendung seketika. Tatapannya bertemu dengan sepasang mata milih Damar yang menatapnya sendu.
Pria dengan kemeja gelap itu pun berjalan menuju mobil terlebih dulu, meninggalkan Adhi dan Riani berdua demi memberikan privasi yang mungkin kakaknya butuhkan. Damar akui, Adhi memiliki posisi yang tidak bisa Damar gantikan sampai kapanpun. Posisi dimana Riani bisa mencurahkan apapun tanpa perlu menahan diri. Kalau pada Damar Riani selalu berusaha jadi kakak yang kuat, yang bisa diandalkan, saat di depan Adhi, Riani bisa menjadi dirinya sendiri yang bisa lemah dan mengadu akan banyak hal.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com