Malam ini Deva terlihat begitu diam.
Dia datang dengan senyum yang tak secerah biasanya. Entah ada masalah apa, aku juga tak tau.
Tapi, dia tetap bersikap hangat padaku, tetap menggenggam jemariku setiap ada kesempatan dan tetap mengusap kepalaku seperti biasa.
Kami menepi pada sebuah cafe outdoor pinggir jalan. Deva memesan segelas moccachino panas sedangkan aku segelas latte tanpa kopi yang dingin.
Kami ngobrol banyak sekali hal-hal remeh. Seperti bergosip soal orang-orang yang lewat atau mengobrol soal ramalan zodiak yang menurut kami konyol.
"Yang.." panggilan itu membuatku yang tengah menyeruput minumanku jadi mendongak.
"Mamih pengen ketemu kamu." aku terbatuk kecil.
"Secepat itu?"
"Mamih tadinya mau kenalin aku sama anak temennya. Tapi aku bilang aku punya pacar, dan beliau jadi pengen ketemu kamu." Aku menghela napas.
"Aku_"
"Kamu mau kan?" dia menatapku penuh harap.
Matanya nampak berkilau. Ekspresi yang begitu manis dan menggemaskan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com