webnovel

Davin Anggara

Triiing,,, Triiing,,, Triiing,,, Triiing,,,

Terdengar suara bel berbunyi sebanyak empat kali menandakan bahwa sudah waktunya proses belajar mengajar hari ini selesai.

Beberapa saat kemudian seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing tak terkecuali Zara dan Tania.

"Raa, nanti sore aku kerumah kamu yaa, ngerjain tugas Biologi yang tadi,"

"Yaudah, datang aja." balas Zara meng iyakan ucapan Tania.

"oke deeh," lanjut Tania.

Zara menghentikan langkahnya. sontak membuat Tania refleks ikut berhenti.

"ehh, bentar-bentar."

"kayaknya nanti sore gue gak bisa deh Tan, soalnya nanti sore gue mau pergi beli perlengkapan kelas sekalian bikin jadwal komisaris sama ketua kelas di rumahnya Diva." Zara menjelaskan.

"Maksud Lo?, Lo mau pergi sama si penyihir itu?"

"Yaa gimana lagi, dia kan bendahara kelas kita dan gue sekretaris nya, gimana pun juga gue sama dia harus kerja sama." Ucap Zara pasrah.

"Lo yakin mau pergi sama dia, Lo gak inget kejadian tahun lalu? Lo pernah saling Jambak sama si Diva!! trus sekarang Lo mau pergi sama dia lagi? serius lo za?" Ucap Tania sambil tertawa meledek Zara.

Flash back :

~(satu tahun lalu, pengurus kelas sebelas IPA² ketika beli perlengkapan kelas di toko)

"Zara Lo udah catat semua perlengkapan yang mau kita beli?" Ucap Diva cuek.

"Iya, udah gue tulis kok,"

"Pertama kita beli absen kelas dulu." lanjut Zara.

"kayaknya gak perlu deh, kan semua guru udah punya absen masing-masing."

"Yaa itu beda, absen ini dipegang oleh sekretaris jadi nanti kalok ada yang gak masuk sekolah kita langsung punya datanya. dan nanti absen kelas ini kita serahkan langsung ke wali kelas kita." ucap Zara menjelaskan.

"ohh, yaudah" ucap Diva meng iyakan ucapan Zara namun tampak kesal.

Mereka kemudian bergegas membeli perlengkapan kelas yang sudah ada di ditulis oleh Zara.

Diva meletakkan lima buah spidol kedalam keranjang belanja yang dibawa oleh Zara.

"Spidol nya kita beli lima aja."

"udah beli dua atau tiga aja, kalok lima maah kebanyakan, nanti malah gak kepakek, mubadzir." balas Zara kemudian mengambil dua buah spidol di dalam keranjang belanja dan meletakkan kembali pada tempatnya.

"nggak, pokoknya kita beli lima. lebih baik banyak kan daripada kurang." ucap Diva meletakkan dua spidol lagi kedalam keranjang belanjaan itu.

"tapi nanti uang kas kelas kita gak cukup kalau kita beli banyak barang yang tidak terlalu dibutuhkan." meletakkan kembali dua spidol itu ke tempat nya.

"apaan si Lo, emang lo doang yang mau diturutin," ucap Diva kesal tak terima dengan penolakan Zara.

"Sorry ya Div, gue gak bermaksud seperti yang Lo bilang, tapi gue udah list barang apa aja yang mau dibeli dan total pengeluaran kita, jadi mending bantuin gue cari barang yang kita emang butuh aja." ucap Zara menjelaskan.

"Belagu banget si Lo" ucap Diva mendorong bahu Zara

"Gue udah ngomong baik-baik yaa, dan gue gak mau ribut sama Lo" ucap Zara masih sabar dengan perlakuan Diva.

"Emang kenapa? takut Lo sama gue" Ucap Diva kembali mendorong bahu Zara membuat keranjang belanja yg sedari tadi digenggam Zara terjatuh ke lantai sontak membuat isi keranjang itu berhamburan di lantai.

Zara sudah tidak tahan lagi. Berurusan sama Diva memang benar-benar menguji kesabarannya.

"Beresin gak?!" Ucap Zara menatap Diva, seraya menunjuk ke keranjang belanja itu.

"Kalok gue gak mau gimana? mau apa Lo" ucap Diva kembali mendorong bahu Zara.

"Mau lo apa sii?" ucap Zara membalas dorongan Diva.

"Gak usah sok cantik Lo, Lo pikir cowok-cowok disekolah ngejar-ngejar Lo karena Lo cantik? jangan mimpi Lo! mereka ngejar-ngejar Lo karena mereka tau kalok Lo emang murah!"

Ucapan Diva membuat darah Zara seakan mendidih.

"Jaga ya omongan Lo..!" Ucap Zara spontan menjambak rambut Diva dengan kedua tangan nya.

Diva membalas menjambak rambut Zara.

"rambut gue,,," Ucap Diva

Mereka berdua akhirnya saling menjambak rambut satu sama lain.~

Zara menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mengingat kembali kejadian itu.

"Coy,, coy,, coy,, jangan sampai terulang lagi deh," ucapnya.

Tania malah tertawa kekeh melihat Zara. Kini mereka sudah berdiri didepan gerbang sekolah.

"Raa, gue duluan yaa, itu gue udah dijemput sama gebetan baru, hihi" Tania mengedikkan dagu ke arah cowok yang menunggangi motor di depannya.

"kok Lo gak cerita sii,,"

"nanti gue ceritain, daa" ucap Tania seraya berjalan meninggalkan Zara.

Angkutan umum yang biasa ditumpangi Zara masih belum datang, sehingga Zara harus menunggu beberapa saat lagi.

"Tulis nomor handphone Lo," ucap sosok cowok tinggi seraya menyodorkan handphone miliknya ke Zara. kini Angga berdiri tepat di depan Zara.

"nggak. buat apaan? naksir Lo sama gue." Balas Zara dengan pedenya.

"jangan geer lo, gue butuh nomor telepon Lo buat janji kita nanti sore." Ucap Angga.

"yaudah kalok gak mau, jangan salahin gue kalok gue gak datang." lanjut Angga kemudian beranjak meninggalkan Zara.

"ehh,, tunggu-tunggu," ucap Zara kemudian meraih handphone yang ada digenggaman Angga.

"niih,." Ucap Zara seraya mengembalikan handphone Angga.

Angga kembali mendekati Zara, kini wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajah Zara.

"Gak semua cowok suka sama Lo, termasuk gue." ucap Angga berbisik di telinga Zara. kemudian perlahan pergi meninggalkan Zara.

Zara hanya terdiam, tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. seakan tubuh nya menjadi beku. bagaimana tidak, jika maju sedikit saja, mungkin cowok itu akan benar-benar mencium bibirnya.

"Waah,, gila kali tu cowok" ucapnya sembari memegang bibirnya.

"Btw makasi minumannya," Ucap Angga kembali menengok ke belakang setelah berjalan cukup jauh.

Zara yang masih bengong menoleh ke arah Angga, kemudian segera memalingkan wajahnya tanda tak peduli dengan ucapan Angga.

Angkutan umum yang biasa Zara tumpangi kini sudah ada di depan nya. Ia kemudian langsung bergegas dan pergi.

~~~

Zara membuka gerbang rumah nya, kemudian langsung masuk ke dalam.

"Assalamualaikum,, maa Zara pulang," Ucap Zara seraya membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumussalam," ucap Anita menjawab salam Zara dari dapur.

"Ganti baju, solat, terus makan. ini mama udah siapin." lanjut Anita.

"iya ma," ucap Zara kemudian berjalan menuju kamar nya.

Zara makan dengan sangat lahap. Ia memang sangat menyukai masakan buatan mamanya.

Zara melihat kearah jendela rumah nya, ia melihat pintu rumah yang dulu tak berpenghuni itu terbuka.

"Ma, pemilik rumah yang didepan rumah kita udah pulang ya?"

"Iya, mereka baru nyampe tadi pagi kayaknya." Ucap Anita menjelaskan.

Zara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian melahap kembali makanannya.

~~~

Di depan sebuah cermin Zara meneliti penampilannya. Baju rok pink pendek sudah melekat cantik di tubuhnya. Rambutnya ia ikat kebelakang membuatnya terlihat semakin cantik saja.

treett,,

handphone Zara bergetar, ia melihat sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal.

"Rumah Lo dimana? biar gue jemput"

"Siapa sih iseng banget deh," ucap Zara kemudian mengambil tasnya dan melangkah keluar kamarnya.

"Ma Zara keluar sebentar ya, mau pergi beli perlengkapan kelas sama temen." Ucap Zara meraih tangan Anita.

"Iya hati-hati." Balas Anita.

Zara menutup pintu rumahnya, handphone yang digenggam nya berbunyi. terlihat panggilan masuk dari nomor telepon yang tadi sempat mengirimnya pesan.

"Astaga, jangan-jangan cowok resek yang tadi" ucapnya kemudian menerima panggilan yang sedaritadi terus membuat handphone nya berbunyi.

"Hallo," Ucap mereka serentak.

"ini gue Angga, tadi Diva telpon gue katanya dia gak bisa ikut sekarang karena ada acara keluarga. kayak nya kita pergi berdua aja."

"Hah?" Zara melongo. memandang lurus ke rumah yang hanya dihalangi jalan raya dari rumahnya.

"Lo shere lokasi aja, sekarang gue jemput."

belum sempat menyelesaikan ucapannya, Zara malah menutup teleponnya.

"Hallo,, lah kok dimatiin, dasar cewek aneh." gumam Angga kemudian menyalakan motor yang sudah ia tunggangi sejak tadi.

Angga tak sengaja melihat kedepan, seketika kedua matanya melotot seperti sedang melihat hantu. Sosok cewek dengan dress pink menap nya sejak tadi. kedua bola mata mereka bertemu.

Zara masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rupanya pemilik rumah yang di maksud Mama nya itu adalah keluarga Angga.

~~~

Thankyou Readers ❤❤❤

Kalo ada typo benerin yaa, komen aja👍

Jagan lupa Vote yaa, supaya aku makin semangat nulisnya 

Hayoo ada yang penasaran sama kelanjutan ceritanya 😁

Stay tune yaa❤️