Aku pergi ke dapur yang menyatu dengan ruang makan. Mungkinaku akan membuat pancake yang sangat simple, ketika aku mengaduk adonan tiba tiba ada tangan yang memeluk pinggang ku.
Aku dapat merasakan kehangatan di dalam pelukan itu, aku tahu siapa yang memeluk diriku, siapa lagi kalau bukan Daniel. "Aku baru tahu, kau semakin seksi bila mengenakan apron Jessy." kata Daniel sambil.
"Kau ini, jangan menggoda ku Daniel." kata ku yang malu. "Yang menggoda siapa Jessy , aku hanya berkata jujur saja apa itu salah?" tanya Daniel.
Kini Daniel menyibakan apron yang aku kenakan. Tadi aku tidak sempat untuk memakai kembali pakaian ku jadi aku hanya mengenakan apron saja.
Tangan sebelah kirinya meraba bagian kiri dada ku. Daniel lalu mengembalik badan ku dan langsung melumat payudara milik ku sebelah kanan dan memainkan payudara sebelah kiri dengan tangan kanannya.
Daniel menggigit-gigit kecil payudara kanan dan tidak lupa memainkannya dengan lidahnya. Sementara tangan kanan Daniel masih sibuk dengan payudara sebelah kiri dan memainkannya dengan jari-jarinya dengan indah. Aku tidak tahan dengan rangsangan yang dia buat
Maka aku mendesah akibat perlakuan Daniel. Tapi sebelum Daniel berbuat jauh aku segera menghentikan aktivitas yang dia lakukan. "Tidak untuk hari ini Daniel, aku ingin segera pulang kita lanjutkan lain waktu ok."
Daniel hanya cemberut ketika aku berkata seperti itu, tapi dia menerima akan hal tersebut. Kami lalu sarapan dengan pancake yang sudah aku buat tadi.
Setelah sarapan aku lalu segera kembali pulang. Daniel bersikeras untuk mengantar diriku tapi aku menolaknya dan memberi tahu alasannya.
Aku memberitahu dirinya tidak boleh ada seorang pun tahu akan hubungan kita. Bahkan itu Ibunya karena itu akan menjadi masalah besar nantinya. Setelah mendengar alasan yang aku buat dia akhirnya mengerti.
Aku menaiki bus untuk kembali pulang dan setelah beberapa jam aku akhirnya tiba juga dirumah. "Darimana saja kau!?" Aku kaget mendengar suara itu.
"A-aku hanya pergi ke ru-rumah teman ku saja, apa ada masalah?" jawab ku sedikit panik. Scout lalu mendekati diriku aku yang terintimidasi olehnya, perlahan lahan aku mundur.
Samapi akhirnya punggungku menatap tembok, kedua tangan Scout menjulur kedepan disamping kanan dan kiri kepalaku. Aku begi gugub dengan situasi yang canggung ini.
"Kalau begitu jawab pertanyaanku siapa namanya, dia tinggal dimana, apa jenis kelaminya, bagaimana bentuk fisiknya dan yang paling penting sejauh mana hubungan kalian bila dia laki laki." Kata Scout seperti seorang Ayah menanyai kekasih dari putrinya.
"Untuk apa aku harus menjawab semua itu? aku kira kita tidak akan peduli dengan masalah pribadi kita masing masing."
"Karena kau istriku." ucap Scout dengan nada yang tegas, aku yang mendengar hal tersebut kaget sekali. "Sebagai istriku kau harus memperhatikan lingkungan dan pergaulanmu. Tentu kau tidka mau ada berita miring tentang hubungan kita." katanya.
"Tentu saja aku tahu kau tak perlu khawatir seperti itu."
"Bagus kalau begitu." Scout lalu menarik kedua lenganya dan aku dapat terbebas dari kurungan nya. Untunglah dia berkata seperti itu aku kira dia memiliki rasa kepada diriku.
Saat dia berkata istriku aku kira dia benar benar jatuh cinta kepada diriku. Aku lalu pergi kedalam kamar mandi, aku mengguyur seluruh tubuhku dengan shower.
Aku membasuh seluruh tubuhku aku masih dapat merasakan kehangatan dari tangan Daniel di seluruh tubuh ku. Setelah selesai aku keluar dari kamar mandi saat aku keluar tiba tiba Scout ada didepan diriku.
Sontak aku berteriak karena kaget tapi Scout masih saja dengan gaya stay cool miliknya. "Ma-mau a-apa kau masuk kedalam kamar ku." Dia lalu menyerahkan pakaian kepada diriku lalu berucap. "Pakai ini dalam waktu lima belas menit setelah itu pergi menuju mobil ok."
Setelah berkata seperti itu dia langsung pergi meninggalkan diriku yang dipenuhi dengan kebingungan dengan apa yang dia katakan sebelumnya.
Aku mengenakan dress yang panjangnya hanya sampai lutut. Dress yang dia berikan berwarna cerah aku tidak tau kapan dia membeli ini, mungkin dia membeli ini kemarin saat dipergi.
Aku lalu segera menemui dirinya didalam mobil. Disana Scout sudah menunggu diriku dia menggunakan kaos lengan panjang yang dilapisi sweter lengan pendek.
"Sebenarnya kita akan kemana?" tanya diriku kepada Scout. "Nanti kau juga akan tau kemana kita akan pergi." ucap dirinya dengan kalimat menggantung seperti itu.
Setelah itu aku tidak bertanya lagi. Aku melihat dijendela papan penunjuk arah menuju kota Toulouse. kota Toulouse biasa disebut kota pink yang merupakan julukannya.
karena banyak rumah dari bata merah yang berwarna merah muda tatkala matahari terbenam. kota toulouse banyak di datangi mahasiswa dari seluruh dunia yang mau belajar di unviersitas yang ada di kota ini.
Kota Toulouse terletak di barat daya Perancis di tepi Sungai Garonne. Di Eropa kota ini merupakan salah satu dengan pertumbuhannya yang paling pesat. Aku dengar kalau keluarga Scout juga memiliki perusahaan yang ada di kota ini.
Akhirnya kami tiba disebuah apartemen yang cukup besar disana. "Kita akan mengunjungi Vika dia adalah kaka sepupu ku. Dia barus aja melahirkan beberap bulan yang lalu."
Kami lalu menaiki lift dan pergi ke kamar bertulisan nol delapan delapan. Saat kami membuka pintu kami lalu disambut oleh seorang wanita yang sudah cukup berumur.
"Halo Scout, sudah lama kau tidak berkunjung kemari." sambil wanita itu mencium pipi Scout. "Oh rupanya kau datang. Ini pasti istrimu bukan." ucap seorang wanita sambil menggendong seorang bayi.
"Kapan kalian akan bercerai." tanya dirinya kepada diriku. "Vika jangan bicara yang aneh aneh." ucap Scout dengan nada memeringatkan. "Aku cukup terkejut saat kau bilang ingin menikah. Orang workaholic seperti dirimu mana bisa memikirkan akan hal tersebut."
Bersambung