BAB 102 – TEROWONGAN
Segera dikumpulkan benda-benda yang mudah terbakar oleh para warga dan juga penjaga istana. Mereka juga mengambil minyak untuk menyulut api agar mudah membesar nantinya.
Para warga sebenarnya ragu mengenai hal ini. Sebab meski kuil sudah lama terbengkalai, namun perasaan sakral saat melihat tempat tersebut masih kentara. Kenangan masa lalu yang menjadikan kuil sebagai tempat bermain bersama keluarga, atau tempat memohon sesuatu masih membekas di dalammemory mereka. Tapi sekarang, karena didesak oleh para penjaga istana yang bengis itu, mereka tidak punya pilihan lain selain menurut. Sehingga malam ini beberapa orang menangis, tatkala api mulai dinyalakan.
CESS!!
WULL!!
Si jago merah menari-nari beberapa detik kemudian. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat kuil tersebut berwarna merah selayaknya lautan api. Kayu-kayu terbakar, kertas-kertas dan sarang-sarang hewan-hewan kecil turut menjadi korban.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com