Keributan itu memancing Casanova untuk berdiri. Ia muak dengan kelakuan anak buah Tuan Kong yang menindas. Namun saat itu juga Lily cepat mencegahnya. Ia menarik tangan sang kekasih agar duduk kembali.
"Jangan bodoh, Casanova," ucap Lily memeringati, "kita baru saja merayakan sesuatu hal yang baik, jadi jangan buat masalah dulu."
Casanova menggebrak meja, "Mana mungkin aku membiarkan orang-orang sombong itu berlaku semaunya? Aku memang bukan orang baik, tapi setidaknya aku muak jika melihat penindasan kepada orang-orang lemah dan miskin!"
"Ya. Tapi sadarlah posisimu. Mereka berjumlah enam dan bersenjata lengkap. Sedangkan kamu hanya seorang diri dan tanpa senjata. Apa kamu cari mati?"
Pemuda itu masih bersungut. Lily kemudian menyelipkan rokok ke bibir sang kekasih, lalu berkata lagi, "Tenangkan dulu pikiranmu. Kita butuh cara untuk mengusir orang-orang itu, tidak dengan jalan kekerasan. Perkelahian adalah jalan terakhir."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com