Suasana jadi makin menegang terutama ketika Bibi sudah mengacungkan pucuk pistolnya dengan mata yang juga menatap tajam. Seperti pisau, tatapannya tersebut menusuk tepat ke jantung hati Wanita Berambut Pirang.
Si Wanita Berambut Pirang tetap berusaha tenang. Ia kembali mengisap rokoknya meski tidak dapat dipungkiri jika tangannya sedang gemetar. Peluru itu bisa saja meledakkan kepalanya sewaktu-waktu. Apa lagi di sini menganut hukum rimba, sehingga siapa pun bisa dengan mudah membunuh siapa saja!
"Sayang, aku tidak ingin kau menjadi seorang pembunuh!" pekik Bob memeringati sang istri.
"Aku jadi pembunuh pun karena semua ini ulahmu!" jawab Bibi dengan tanpa melepaskan arah bidikan pistolnya kepada pelacur tersebut.
"Jangan gegabah, kau akan menyesal nantinya!"
"Aku sudah kadung menyesal hidup bersamamu!"
Bob berdiri, lalu berusaha mendekati sang istri. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik. Turunkan pistolmu!"
DOR!!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com