webnovel

That smile... I have to protect it!

-Siang hari di penginapan

"Rain," pemilik penginapan, Elena, memanggilku dari dapur. "Letakkan ini ke meja nomor 31."

Aku mengambil nampan yang berisikan makanan dan minuman, lalu berjalan menuju meja nomor 31. "Permisi, ini makanan anda..." Ucapku dan meletakkan nampan itu diatas meja.

"Terimakasih, Rain." Ucap Argant.

"Ah tuan Argant, apa tidur anda nyenyak tadi malam?" Ucapku sambil tersenyum dan mengangkat kembali nampan yang sudah kosong.

Argant tersenyum, dan tatapannya sedikit lebih bahagia dari sebelumnya. "Ya, berkat kasur yang nyaman."

"Senang mendengar anda menyukainya." Ucapku sambil berbalik dan meninggalkan meja karena tidak ingin menganggunya makan.

Aku kembali ke dapur dan memberikan nampan kosong itu kepada Elena. "Terimakasih, Rain. Kamu sangat membantu." Ucap Elena sambil tersenyum.

"Sama-sama, Elena. Apa ada yang bisa saya bantu lagi?" Tanyaku.

"Tidak, tidak. Kamu sudah bekerja keras. Sekarang kamu bisa istirahat sebentar." Jawab Elena.

Aku mengangguk dan keluar dari dapur, berjalan menuju pintu keluar penginapan. Aku ingin duduk dibawah pohon yang ada di dekat penginapan.

Aku duduk dibawah pohon dan sedikit melamun.

"Bingung..." Ucapku sambil melamun.

Aku mencoba mencari kegiatan lain daripada melamun, mungkin aku bisa berjalan-jalan disekitar kota.

Aku berdiri dari tempat ku duduk, aku melihat pria bertudung dan berjubah hitam memasuki penginapan, sangat mencurigakan. "Sepertinya aku akan duduk disini sebentar lagi." Ucapku sambil duduk kembali dan memperhatikan penginapan dari bawah pohon.

Beberapa saat kemudian, pria bertudung itu terlempar keluar dari penginapan. Dan Argant juga ikut keluar dari dalam, tapi aku melihat ekspresi di wajahnya sangat marah.

"Ohhhh, ada keributan!" Ucap salah satu pelanggan yang juga keluar dari dalam penginapan.

Tiba-tiba tempat itu menjadi ramai dan ribut, ada yang bersorak-sorai mendukung Argant, ada juga yang hanya diam menonton.

Aku mendekati tempat itu, lalu melihat perkelahian Argant dengan pria bertudung itu. Pria bertudung itu dipukuli habis-habisan oleh Argant tanpa bisa membalasnya.

Aku tidak tau seperti apa kejadian awalnya, tapi Argant terlihat begitu marah. "Semangat, Argant! Hehe..." Ucapku kecil berharap tidak didengarnya.

Aku melihat Argant menghentikan pukulannya, dan menarik pria bertudung itu. "Manusia lemah seperti mu mengancam ku? Benar-benar tidak tau diri! Katakan, siapa yang mengirim mu!"

Pria bertudung itu sudah berdarah dan membengkak di bagian wajahnya akibat pukulan Argant. Dia tidak bisa menjawab, karena bekas pukulan Argant pasti menyakitkan.

Argant ingin memukul pria bertudung itu lagi, aku merasa kasihan pada pria bertudung itu dan menghentikan pukulannya.

Aku menahan tangan Argant yang sudah terangkat, dan berkata dengan senyuman. "Dia sudah tidak kuat lagi menahan pukulan mu, jadi kumohon hentikan aja."

"Maaf, Rain." Argant melepas tarikannya lalu berbalik pergi ke penginapan.

Pria bertudung itu tiba-tiba bangkit dan menahan leherku. "ARGANT! JIKA KAU INGIN WANITA INI SELAMAT, KEMBALILAH KE VOIDERLIN!" Teriaknya sambil menyandera ku.

'Ah... Kenapa manusia begitu suka mencari masalah...??' ucapku dalam hati.

Aku merasakan nafas pria bertudung itu di leherku, dan tangannya yang mengencang. "ARGANT! AKU AKAN MEMBUNUH WANITA INI!" Teriaknya lagi.

Argant langsung berbalik, kali ini ekspresi nya lebih marah dari sebelumnya, tapi dia mencoba menahan diri karena aku disandera.

Argant menatap pria bertudung itu dengan tatapan tajam. "Lepaskan dia, sialan!" Bentaknya.

Pria bertudung itu tertawa sinis. "Kamu harus kembali ke Voiderlin, atau aku akan membunuh wanita ini di depan matamu!"

Argant menggertakkan giginya. "Ya, ya. Aku akan kembali ke Voiderlin, tapi sebelum itu, lepaskan dulu dia!"

Pria bertudung itu menggeleng. "Tidak. Kamu harus bersumpah dulu, atau aku akan membunuhnya sekarang juga!"

Aku merasakan sentuhan jarum yang mulai menusuk leherku.

Argant menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, baiklah. Aku bersumpah, aku akan kembali ke Voiderlin. Puas?"

Beberapa saat kemudian, tulisan-tulisan aneh muncul di leher Argant. "Apa itu?" Tanyaku kebingungan.

Pria bertudung itu melepas ku sesuai dengan janjinya. Aku akhirnya bisa bernafas...

Aku melihat tatapan lega dimata Argant. "Kembalilah." Ucapnya padaku. "Dan maaf karena telah membawamu ke permasalahan ini."

Aku melihat Argant yang pergi bersama pria bertudung itu, lalu orang-orang disini mulai bubar.

Apa ini salahku ya? Seandainya aku tidak melihat mereka, pasti Argant tidak terpaksa bersumpah seperti itu.