webnovel

Ruination

Kali ini disepanjang jalan, hanya ada kegelapan... Untung untukku karena ada cahaya milik Lumi menenangkanku. 

Tidak ada hal lain selain kegelapan dan cahaya milik Lumi.

Aku berjalan tanpa arah, tanpa tahu ke mana aku akan pergi. Cahaya milik Lumi adalah satu-satunya harapanku di tengah kegelapan ini.

Aku berjalan terus, tanpa henti. Kakiku terasa lelah, tetapi aku tidak bisa berhenti. Aku harus terus berjalan, bersama cahaya milik Lumi.

Setelah berjalan selama berjam-jam, aku mulai melihat sesuatu di kejauhan. Sesuatu yang kecil dan berkilauan.

Aku berjalan semakin dekat, dan akhirnya aku bisa melihat apa itu. Itu adalah sebuah pintu.

Pintu itu terbuat dari kayu tua dan kusam. Di atasnya terdapat sebuah pegangan besi yang berkarat.

Aku menggenggam erat Lumi dipelukanku. Lalu membuka pintu itu.

Pintu itu terbuka dengan suara berderit. Aku melangkah masuk, dan cahaya milik Lumi langsung meredup.

Aku berada di sebuah ruangan yang gelap. Tidak ada cahaya sama sekali, kecuali cahaya yang berasal dari Lumi.

Aku berjalan perlahan, mengikuti cahaya itu. Aku tidak tahu ke mana aku akan pergi, tetapi aku merasa harus terus berjalan.

Ruangan itu semakin gelap. Cahaya milik Lumi semakin redup.

Aku mulai merasa takut. Aku tidak tahu apa yang ada di dalam ruangan ini.

Tiba-tiba, aku mendengar suara. Suara itu terdengar seperti suara langkah kaki.

Aku berhenti dan mendongak. Di depanku, aku melihat sebuah bayangan.

Bayangan itu semakin mendekat. Aku bisa melihat bahwa itu adalah seorang pria.

Pria itu mengenakan jubah hitam. Wajahnya tertutup oleh topeng hitam.

Pria itu berhenti di depanku. Dia menatapku dengan matanya yang merah menyala.

Aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Aku ingin berlari, tetapi aku tidak bisa. Kakiku membeku di tempat.

Pria itu membuka mulutnya. Suaranya terdengar seperti raungan serigala.

"Kau telah datang ke tempat yang salah," katanya. "Ini adalah duniaku, dan aku akan membunuhmu."

Aku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa berdiri di sana, membeku ketakutan, saat pria itu menatapku dengan matanya yang merah menyala.

"Kau telah datang ke tempat yang salah," katanya. "Ini adalah duniaku, dan aku akan membunuhmu."

Aku ingin berteriak, tetapi suaraku tertahan di tenggorokan. Aku hanya bisa menatap pria itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Pria itu maju selangkah. Aku mundur selangkah.

Pria itu maju lagi. Aku mundur lagi.

Kami terus maju dan mundur, saling mengepung.

Aku tahu bahwa aku tidak bisa mengalahkannya. Dia terlalu kuat untukku.

Aku hanya bisa menunggu saat dia akan menyerangku.

Tiba-tiba, aku mendengar suara. Suara itu terdengar seperti suara Lumi.

Lumi melompat dari pelukanku. Dia berlari ke arah pria itu, menyalakan cahayanya yang terang.

Pria itu terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Lumi akan menyerangnya.

Lumi menggigit lengan pria itu. Pria itu berteriak kesakitan.

Aku mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri. Aku berlari sekencang yang aku bisa, mengikuti cahaya milik Lumi.

Pria itu mengejarku, tetapi aku terlalu cepat untuknya.

Aku berlari keluar dari ruangan itu, dan kegelapan langsung menyelimutiku.

Aku tidak tahu ke mana aku harus pergi, tetapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin menjauh dari pria itu.

Aku berlari terus, tanpa henti. Aku tidak berhenti sampai aku tidak bisa lagi mendengar suara pria itu.

Aku berhenti dan menoleh ke belakang. Aku tidak melihat pria itu.

Aku menghela nafas lega. Aku telah selamat.

"Rain?" suara yang tak asing ditelingaku. Aku menoleh kebelakang dan melihat... Argant.

"Argant! Akhirnya aku menemukanmu!" ucapku semangat.

"Rain, apa yang kau lakukan disini?" tanya Argant dengan nada khawatir.

"Aku datang untuk meminta maaf..." ucapku sambil menundukkan kepala.

"Meminta maaf? Untuk apa?" tanya Argant dengan nada kebingungan.

"Karena diriku, kamu dibawa ketempat mengerikan ini! Maaf..." ucapku dengan nada penyesalan.

"Hanya untuk meminta maaf, kau sampai datang ketempat berbahaya ini? Seberapa nekat pun dirimu, kau tak boleh memasuki Voiderlin terkutuk ini!" ucap Argant dengan nada sedikit keras.

Argant mengangguk, wajahnya sedikit lunak. "Kau tidak bisa bersama Lumi di sini. Cahayanya menarik perhatian entitas yang berbahaya. Kita harus segera keluar dari Voiderlin."

Kami melanjutkan perjalanan bersama, melewati lorong-lorong gelap. Cahaya Lumi tetap bersinar, meski terasa semakin redup. Suara-suara aneh menggema di sekitar kami, menciptakan aura misteri yang menegangkan.

Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam melintas di depan kami. Argant dan aku saling pandang, ketegangan terpancar dari mata kami. Apakah itu salah satu dari entitas berbahaya yang diingatkan Argant?