"Kenapa gak angkat telepon dan baca Chat gue? Sibuk pacaran?" Marah Raga.
Entah kenapa? Raga tidak suka sekali melihat Caca dekat dan berinteraksi dengan pria muda lainnya. Apalagi ketika melihat gadis itu tertawa dengan pria lain. Rasanya, seperti ada yang menusuk hatinya.
"Gak kedengeran hehehe.." Cengir Caca.
"Ikut gue, Bunda nanyain lo terus. Parah lo, lebih pentingin pacar lo daripada Bunda." Raga berjalan menuju motornya, lalu melajukan motornya tanpa menunggu Caca.
"Perasaan dia kagak bilang jamnya, jam berapa deh? Kok gue yang disalahin sih?kalau dia bilang, gue gak mungkin jalan sama kak Cakra tadi." Gumam Caca.
A view momend later..
"Ck, lama!" Decak Raga, ketika Caca baru sampai, membuat Raga harus menunggu dulu didepan gerbang.
"Ck, limi.." Cibirnya, sembari menggunakan intonasi yang sama dengan Raga.
Raga melotot, dirinya sudah badmood tetapi Caca malah mempermainkan dirinya. "Gue patahin kaki lo!" Ancam Raga tajam sembari menunjuk Caca.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com