"Lain kali tuh hati hati. Aku udah bilang tadi ke kamu buat fokus kamu masih aja nggak fokus. Lihat kan sekarang jadi gini. Tuh ada berapa lukanya satu dua tiga empat lima," omel Aksara seraya menunjuk satu persatu luka di tubuh Nathalie baik di lengan, siku, lutut, kaki, dan bahkan dahi. Tak ayal Aksara begitu khawatir pada gadis itu. Jia ia tahu sejak awal jika semuanya akan berakhir seperti ini ia jelas tidak akan membiarkan Nathalie setuju untuk masik ke dalam tim basket inti sekolah mereka, "Tuh dahimu sampe biru gitu. Sakit nggak? Pusing nggak? Mau di beliin makan? Mau minum? Atau mau apa hm"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com