POV XENO
Setelah puas menangis dalam pelukanku, kini Candy hanya merenung. Tatapannya nanar selama belasan menit hingga akhirnya ia berkata, "Kata Bunda, kalau gue cerai sama lo, maka nggak akan ada lagi cowok yang mau nerima cewek yang udah nggak perawan kayak gue ini. Apa benar begitu, No?"
Aku bingung sendiri menjawab pertanyaan Candy yang satu itu. Pertama, aku adalah tipe cowok yang sangat cuek urusan cewek, jadi aku sama sekali tidak tahu bagaimana harus menilai cewek yang perawan atau tidak perawan. Kedua, aku merasa terbebani dengan kalimat Candy yang seolah berencana hendak bercerai dariku itu. Bukannya apa-apa, pernikahan ini kan terjadi karena ide gila, Candy. Lalu sekarang ia mulai memikirkan ide perceraian juga? Bukankah itu terdengar jauh lebih konyol? Memangnya dia pikir aku ini cowok apaan yang cuman dinikahkan dua malam lalu diceraikan.
"No! Kok lo diam, sih? Jawab, dong!"
"Duh! Gue nggak ngerti!" jawabku dengan jujur.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com