Maniknya membulat namun tidak lama setelahnya raut wajahnya kembali datar, menatap malas pada sosok pria yang tengah berdiri di hadapannya. Memilih untuk mengabaikannya sebelum tangannya di cekal oleh pria itu.
Dia sedikit meringis, merasakan sakit akibat genggaman Jeremy yang tidak main-main. Menatap nyalang pada pria itu berharap Jeremy mau melepaskannya, tapi yang ada hanyalah sebuah tatapan tajam yang membalas tatapannya.
"Mau sampai kapan!?" Jeremy bersuara, menatap Caroline yang masih pada pendiriannya untuk tetap diam.
"Caroline!!"
Fajar sudah tiba, namun Caroline baru kembali. Selama ini dia tidak pernah mencari tahu kapan Caroline pulang, tapi sekarang akhirnya dia tahu. Gadis itu selalu pulang di saat matahari hampir terbit lalu pergi lagi di pagi harinya.
Apa dia gila!?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com